HUBUNGAN SIKAP KERJA DAN KESESUAIAN STASIUN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENENUN (Studi Pada Industri Kain Tenun Ikat, Bandar Kidul, Kota Kediri)
Main Author: | RIZKY INTAN TRISNA DEWI, 101511133014 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/89125/1/FKM.223-19%20Dew%20h%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/89125/2/FKM.223-19%20Dew%20h%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/89125/3/FKM.223-19%20Dew%20h%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/89125/4/FKM.223-19%20Dew%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/89125/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Kelelahan kerja merupakan gejala kelelahan yang umumnya dirasakan oleh pekerja salah satunya pada penenun. Kelelahan kerja dapat disebabkan oleh sikap kerja yang tidak alamiah dan stasiun kerja yang tidak ergonomis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara sikap kerja dan kesesuaian stasiun kerja terhadap antropometri dengan kelelahan kerja pada penenun kain tenun ikat Bandar Kidul, Kota Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh penenun kain tenun ikat Bandar Kidul, Kota Kediri yang melaksanakan pekerjaannya di rumah industri, yaitu sebanyak 26 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi sikap kerja menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA), pengukuran antropometri penenun dan stasiun kerja, dan pengisian kuesioner kelelahan kerja Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi, tabulasi silang dan nilai koefisien asosiasi Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penenun berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia 20-25 tahun, masa kerja <6 tahun, dan bekerja selama 7 jam/hari. Seluruh penenun memiliki sikap kerja tidak ergonomis (risiko tinggi dan sangat tinggi). Sebagian besar ukuran stasiun kerja yang digunakan tidak sesuai dengan antropometri penenun yang meliputi tinggi permukaan kerja ATBM, lebar injakan kaki, tinggi alas duduk, panjang alas duduk, dan lebar alas duduk. 53,8% penenun mengalami kelelahan kerja sedang. Terdapat hubungan cukup kuat antara sikap kerja dan lebar alas duduk dengan kelelahan kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sikap kerja yang tidak ergonomis dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan antropometri tubuh cederung akan menimbulkan kelelahan kerja pada penenun. Saran yang diberikan adalah dilakukan perbaikan stasiun kerja agar sesuai dengan antropometri penenun dan lebih ergonomis, serta mengarahkan penenun untuk melakukan peregangan pada sebelum bekerja, saat bekerja, dan setelah bekerja.