Daftar Isi:
  • Dewasa ini pembangunan industri di pedesaan menimbulkan beberapa kendala yakni penyempitan lahan pertanian untuk proses industri. Penyempitan lahan tesebut mengakibatkan petani kehilangan sebagian besar hasil pertaniannya, sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mereka melakukan adaptasi. Selain itu kendala lainnya berupa hama dan kondisi lingkungan yang berubah serta kebijakan pemerintah mengenai harga pertanian. Masalah ini tejadi pada masyarakaat di Dusun Tlogo Agung, Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Penelitian ini penting dilakukan karena lokasi dusun tersebut berbatasan langsung dengan Pabrik Semen Indonesia yang terletak di desa Sumberarum. Penelitian dilakukan pada petani yang memiliki luas lahan sempit berkisar antara seperempat hektar hingga setengah hektar dan pemilik lahan luas dengan luas satu hektar dan sepuluh hektar. Penelitian menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data mengguanakn observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori mengenai adaptasi dari Shri Heddy Ahimsa-Putra. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kendala pertanian yang dihadapi masyarakat adalah terjadinya penyempitan lahan akibat dari pembangunan industri berupa tambang tanah liat dan batu kapur di desa Temandang. Kendala lainnya adalah debit air berkurang pada saat musim kemarau. Industri pabrik Semen dapat memberikan potensi desa bagi para petani untuk melakukan diversifikasi pekerjaan. Upaya yang dilakukan petani untuk melakukan diversifikasi memiliki perbedaan tergantung dengan luas lahan yang dimiliki, pendidikan, keahlian, dan status sosial yang dimiliki. Diversifiksi pekerjaan yang dilakukan petani pada lahan sempit yakni buruh tani dan serabutan selama 20 tahun, tukang bangunan selama 25 tahun, menjual es selama 1 tahun, beternak, dan sopir selama 20 tahun. Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh petani lahan luas adalah membuka usaha katering, kos-kosan, tas rajut selama 2 tahun, dan buruh pabrik tetap selama 25 tahun