Daftar Isi:
  • Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan relasi antara fenomena kemunculan ideologi nativisme dengan proses konstruksi identitas bangsa nativis yang menggeser kecenderungan identitas nasional Amerika Serikat sebagai bangsa imigran. Dengan mengambil jangka waktu 2015 hingga 2019, skripsi ini berlatar belakang pada kebijakan imigrasi di era pemerintahan Donald Trump yang semakin restriktif dan cenderung mengkriminalisasi imigran gelap dari Meksiko. Kebijakan tersebut lebih merefleksikan identitas Amerika sebagai bangsa nativis yang eksklusif, dibandingkan sebagai bangsa imigran yang inklusif. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menjelaskan proses konstruksi identitas nativis Amerika Serikat yang telah dimanifestasikan dalam kebijakan imigrasi di era Trump. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan tiga kerangka pemikiran yang berbasis pada eksplanan identitas dalam analisis kebijakan luar negeri, yaitu dengan melihat ideologi dan perannya dalam hubungan internasional, proses konstruksi identitas nasional berbasis ideologi, dan proses pengambilan kebijakan luar negeri dengan pertimbangan identitas. Temuan utama dalam penelitian ini adalah pergeseran identitas Amerika Serikat dari bangsa imigran menjadi bangsa nativis didorong oleh kemunculan ideologi nativisme di era kontemporer. Secara lebih rinci, argumen tersebut dapat dijelaskan melalui tiga tahapan proses. Pertama, nativisme merupakan konstruksi sejarah di Amerika Serikat. Kedua, Trump sebagai pembuat kebijakan luar negeri membawa diskursus tentang nativisme ke dalam politik kontemporer dengan retorika populisme. Ketiga, nativisme dan populisme yang berkembang di Amerika Serikat menandai pergeseran identitas menjadi bangsa nativis yang eksklusif; identitas yang kemudian memengaruhi kepentingan nasional hingga menghasilkan kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang restriktif. Melalui temuan tersebut, terdapat sebuah pemahaman tentang arti penting eksplanan identitas nasional dalam analisis kebijakan luar negeri.