ANALISIS KASUS KEPUTUSAN PRESIDEN DONALD TRUMP KELUAR DARI JCPOA
Main Author: | Matius Chavin Fredrik Garjito, 071411231054 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/87593/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/87593/2/DAFTAR%20ISI.pdf http://repository.unair.ac.id/87593/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.unair.ac.id/87593/4/FIS%20HI%2058%2019%20Gar%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/87593/5/Jurnal%20Skripsi%20Chavin.pdf http://repository.unair.ac.id/87593/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan AS dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Keputusan Trump mengeluarkan AS dari JCPOA dilakukan ketika masing-masing pihak – utamanya Iran – patuh terhadap ketentuan-ketentuan dalam JCPOA. Melalui tulisan ini, penulis menjawab pertanyaan mengapa Trump mengambil keputusan keluar dari JCPOA dan bagaimana Trump mempengaruhi elite yang mendukung JCPOA. Upaya penulis menjawab pertanyaan tersebut dilakukan dengan cara menganalisis Trump sebagai individual decision maker dalam proses perumusan kebijakan keluarnya AS dari JCPOA dengan menggunakan teori mengenai keyakinan pribadi atau belief. Teorisasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi apa yang dimaksud dengan belief serta arti pentingnya dalam tindakan seorang individu dan dampak belief seorang pemimpin terhadap proses perumusan kebijakan luar negeri. Selain itu, penulis turut memperhatikan proses perumusan kebijakan luar negeri sebagai sebuah proses di mana terjadi pertukaran informasi dan gagasan baik dari pemimpin dan juga elite yang membantu pemimpin. Penulis lantas menemukan bahwa Trump memutuskan agar AS keluar dari JCPOA karena belief-nya bahwa JCPOA merupakan sebuah kesepakatan buruk yang merugikan AS. Dalam proses perumusan kebijakan luar negeri mengenai JCPOA, Trump nyatanya memiliki belief yang berbeda dengan para elite yang ia pilih sendiri untuk membantunya dalam merumuskan, melaksanakan, dan meninjau ulang kebijakan luar negeri. Trump lantas menempuh cara yang ekstreme dengan memecat mereka yang mendukung JCPOA dan menggantikannya dengan individu-individu yang memiliki kesamaan visi dengannya untuk mengakhiri JCPOA.