ANALISIS PENERAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA ONLINE (E-PROCUREMENT) (Studi Kasus di PT PLN (Persero) P2B APB Jawa Timur)

Main Author: AGUSTIN KUSMAWATI, 041514353052
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/87112/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/87112/2/daftar%20isi.pdf
http://repository.unair.ac.id/87112/3/daftar%20pustaka.pdf
http://repository.unair.ac.id/87112/4/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/87112/
Daftar Isi:
  • investasi yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik, maka dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk mendukung kemudahan dan kebutuhan telah diimplementasikan sebuah sistem yang disebut e-Procurement. Pada pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dimungkinkan akan menimbulkan risiko yang dapat menghambat proses bisnis perusahaan, maka dari itu PT PLN (Persero) juga menerapkan Enterprise Risk Management (ERM). Aktifitas yang dilakukan pada penelitian ini diterapkan pada setiap tahapan proses pengadaan, yaitu proses pengajuan permintaan pengadaan barang dan jasa, sampai dengan penerimaan barang digudang berikut dengan proses pembayarannya. Dalam kerangka kerja Risk and Insurance Management Society (RIMS) for Enterprise Risk Management (ERM) ini, manajemen risiko merupakan proses yang berkelanjutan dimana melibatkan setiap bagian organisasi yang meliputi aspek fungsional maupun teknologi untuk dapat lebih teridentifikasi peluang strategis dan mengurangi risiko dalam perusahaan dimasa depan. Pengukuran Tingkat Kematangan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur realisasi dan harapan dari implementasi manajemen risiko di PLN APB Jawa Timur, serta merancang grafik evaluasi implementasi manajemen risiko dengan mengintegrasikan Key Risk Indicators (KRI) dari nilai yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, ditemukan bahwa implementasi sebenarnya dari manajemen risiko di PLN APB Jawa Timur terletak pada level ketiga (repeatable), sedangkan implementasi diharapkan ditemukan berada pada level tertinggi (kepemimpinan), dan persentase pencapaian tingkat kematangannya adalah sebesar 64%. Dari 35 Indikator Risiko yang ada ini diharapkan dapat mencapai nilai yang diharapkan pada tingkat level kepemimpinan