IDENTIFIKASI CACING PADA SALURAN PENCERNAAN BIAWAK AIR (Varanus salvator) MELALUI BEDAH SALURAN PENCERNAAN
Daftar Isi:
- Varanus salvator bivittatus adalah subspesies dari Varanus salvator atau yang dikenal dengan biawak air. Jenis biawak ini yang paling mudah ditemukan karena penyebarannya yang luas dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara termasuk Indonesia. Biawak telah lama menjadi buruan manusia, terutama untuk dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan perhiasan dan dagingnya sebagai bahan makanan atau obat. Pada saat ini, perdagangan kulit biawak telah menjadi sumber kehidupan beribu-ribu orang, mulai dari penangkap, pengepul, pengolah, eksportir, hingga industri kulit. Biawak air merupakan satwa yang kini dieksploitasi manusia secara besar-besaran, sehingga perlu diadakannya suatu upaya pelestrian sebagai upaya persiapan untuk tindakan pecegahan terhadap kepunahan biawak air di masa yang akan datang. Salah satu aspek yang perlu untuk diteliti yaitu identifikasi parasit yang menginfestasi biawak air. Berdasarkan laporan yang didapatkan, dapat diduga bahwa terdapat banyak parasit yang dapat menginfestasi biawak air (Varanus salvator), sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi jenis parasit cacing saluran pencernaan pada biawak air (Varanus salvator). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cacing pada saluran pencernaan pada biawak air (Varanus salvator) dan mengetahui perbedaan derajat infestasi pada saluran pencernaan biawak air (Varanus salvator) yang didapat dari tempat penyembelihan biawak di Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan 50 sampel saluran pencernan biawak yang diambil dari tempat penyembelihan biawak di Sidoarjo pada bulan Januari 2019 – Maret 2019. Sampel diperiksa dengan menggunakan metode bedah saluran pencernaan untuk menemukan stadium cacing dewasa, identifikasi cacing dengan pewarnaan menggunakan metode Semichen Acetic Carmine. Hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode bedah saluran cerna terhadap 50 saluran pencernaan biawak yang didapat dari tempat penyembelihan biawak di Sidoarjo, dari 50 sampel, 44 sampel (88%) terinfeksi helminth. Infeksi tunggal oleh Tanqua tiara sebanyak 6%dan Duthiersia expansa sebanyak 8%. Infeksi campuran Tanqua tiara dan Duthiersia expansa sebanyak 74%. Hasil dari pengelompokan menunjukkan bahwa 42 ekor (84%) terinfestasi berat dan 2 ekor (4%) terinfestasi ringan.