Daftar Isi:
  • Penambahan basa pada sintesis aluminosilikat sangat penting sebagai aktivator dalam pembentukan alumosilikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis basa pada sintesis aluminosilikat dari kaolin. Kaolin diaktifkan melalui proses kalsinasi pada suhu 650 ̊ selama 8 jam menjadi metakaolin. Peningkatan rasio mol Si/Al dilakukan metode dealuminasi pada metakaolin dengan penambahan asam klorida. Sintesis aluminosilikat dilakukan dengan penambahan larutan basa yaitu NaOH, TPAOH, KOH atau campuran antara NaOH dan TPAOH dengan menggunakan metode hidrotermal dengan suhu bertahap. Hasil sintesis ditunjukkan oleh karakterisasi menggunakan X-Ray Difraction (XRD) menunjukkan bahwa aluminosilikat yang disintesis terbentuk pada puncak lebar 2θ sekitar 19 ̊-27 ̊ dengan intensitas puncak yang kurang begitu nampak. Hasil spektra menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) telah menunjukkan terbentuknya regangan Si-O-Al pada pita serapan sekitar 440 cm-1. Berdasarkan hasil karakterisasi XRD dan FTIR yang diperoleh menunjukkan bahwa AlSi-C yang disintesis dengan TPAOH memiliki hasil yang paling baik dilihat dari rendahnya intensitas pengotor kuarsa pada sudut 2θ sekitar 26,6 ̊ yaitu 2691 cts.