Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui retensi kadar plumbum pada berbagai organ mencit nonbunting dan bunting dalam kasus keracunan plumbum. Dosis tunggal plumbum 100 mg/kgBB diinjeksi intraperitoneal pada mencit bunting dan nonbunting. Hewan coba yang digunakan sebanyak 27 ekor mencit (mus musculus) betina galur Balb/c dikelompokkan menjadi 7 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol, masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor. Pada kelompok mencit nonbunting yaitu kelompok kontrol normal (KN) yang hanya diberi akuades, kelompok perlakuan P1, P2 dan P3 pengukuran kadar plumbum pada interval waktu masing-masing 24, 48 dan 72 jam. Pada kelompok mencit bunting diukur kadar plumbum pada umur kehamilan 18 hari terdiri atas kelompok kontrol bunting (KB) yang hanya diberi akuades, kelompok perlakuan PA, PB, PC dan PD diinduksi plumbum asetat pada umur kehamilan masing-masing 8, 9, 10 dan 11 hari. Kadar plumbum pada berbagai organ mencit diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom. Data kadar plumbum dianalisis dengan uji One way ANOVA dan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan pada mencit nonbunting kadar plumbum mengalami peningkatan setiap interval waktu, kadar plumbum tertinggi pada rambut diikuti oleh hepar, ginjal, otak, uterus dan terendah pada darah. Pada mencit bunting kadar plumbum mengalami peningkatan pada perlakuan PB atau interval waktu 9 hari setelah induksi plumbum, kadar plumbum tertinggi pada rambut diikuti oleh ginjal, hepar, uterus dan terendah pada otak. Pada darah induk, plasenta dan viseral fetus menunjukkan pola retensi yang sama yaitu secara signifikan tinggi pada perlakuan PA atau interval waktu 10 hari setelah induksi plumbum.