Poetic Justice dalam Karya-Karya Sapardi Djoko Damono: Bagaimanakah Seseorang Seharusnya Hidup?
Main Author: | DIAH ARIANI ARIMBI, NIDN. 0004057002 |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/86476/1/18.%20Poetic%20Justice%20dalam%20Karya-Karya%20Sapardi%20Djoko%20Damono%20Bagaimanakah%20Seseorang%20Seharusnya%20Hidup.pdf http://repository.unair.ac.id/86476/2/18.%20Peer%20Review%20%26%20Validasi.pdf http://repository.unair.ac.id/86476/ |
Daftar Isi:
- Seni lebih dari estetika atau hiburan. Bahkan seni seringkali bertemu dengan kebenaran. Picasso pernah mengatakan bahwa art is a lie that makes us realize the truth (seni adalah kebohongan yang membuat kita menyadari kebenaran). Sastra sebagai bagian dari seni tentu saja mempunyai peranan yang serupa, seringkali menyadarkan kita pada kebenaran. Dalam bukunya yang berjudul Poetic Justice: The Literary Imagination and Public Life Martha C. Nussbaum, seorang profesor filsafat etika sekaligus hukum menuliskan bahwa public discourse (wacana publik) seringkali kehilangan elemen cerita dan imajinasi kesastraan dan ini mengakibatkan keringnya atau dangkalnya wacana publik atas kebenaran (truth).