ANALISA BEBAN KERJA, SAFETY CLIMATE DAN STRES KERJA TERHADAP BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP (Studi kasus di RSU Haji dan RSI Jemursari Surabaya)
Main Author: | YULIA PURNAWATI, 10714253015 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/86101/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/86101/2/daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/86101/3/daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/86101/4/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/86101/ |
Daftar Isi:
- Burnout syndrome merupakan stres kerja yang berlangsung lama dan terus menerus sehingga individu mengalami kelelahan emosional, dan motivasi yang rendah untuk bekerja. Adanya beban kerja yang berlebihan dan persepsi individu tentang kondisi dan situasi keselamatan kerja di lingkungan kerjanya yang rendah dapat menyebabkan stres kerja yang tinggi pada individu rentan terhadap munculnya burnout syndrome. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh beban kerja, safety climate dan stres kerja terhadap burnout syndrome (emotional exhaustion dan depersonalisasi) pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Haji dan RSI Jemursari Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Besar sampel penelitian ini yaitu 69 orang perawat RSU haji dan 69 orang perawat RSI Jemursari. Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengetahui karakteristik individu, shift kerja, safety climate, stres kerja dan burnout syndrome (emotional exhaustion dan depersonalisasi), sedangkan beban kerja diketahui dari hasil observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh beban kerja (p=0,004) dan tidak adanya pengaruh safety climate terhadap stres kerja (p=0,773) serta adanya pengaruh stres kerja terhadap burnout syndrome (emotional exhaustion dan depersonalisasi) dengan signifikasi sebesar 0,000 dan 0,000. Kesimpulan penelitian bahwa beban kerja dan safety climate tidak berpengaruh terhadap stres kerja sehingga nantinya tidak akan berdampak pada kejadian burnout syndrome. Saran yang dapat diberikan yaitu supaya mempertahankan suasana dan lingkungan kerja yang nyaman, optimalisasi kebutuhan sarana prasarana serta memberikan pelatihan strategi coping stress kepada seluruh perawat di rumah sakit sebagai pencegahan terjadinya burnout syndrome.