Daftar Isi:
  • Endometriosis merupakan penyakit progresif dengan angka kekambuhan tinggi. Kurkumin dapat menekan progresivitas endometriosis serta luas implan lesi endometriosis di endometrium. Belum diketahui besar dosis kurkumin yang optimal yang dapat menekan progresivitas endometriosis. Penelitian ini bertujuan mempelajari berbagai dosis suplementasi kurkumin pada progresivitas endometriosis pada hewan coba mencit. Penelitian ini merupakan eksperimen pada hewan coba di laboratorium (Post testonly). Dua puluh delapan ekor mencit (Mus musculus) yang telah dirandomisasi, di injeksi cyclosporin A, estrogen intramuskuler, Kerokan Endometrium manusia diberikan secara intraperitoneal pada hari ke 1 untuk menginduksi terjadinya endometriosis likelession. Pada hari ke 14, mencit dibagi menjadi 4 kelompk yakni mencit A diberi plasebo, mencit B diberi kurkumin 240mg/kgBB, 500mg/kgBB dan 1000mg/kgBB. Suplementasi tersebut diberi selama 7 hari dan pada hari ke 28, mencit di korbankan kemudian dievaluasi berat liver dan ginjal untuk melihat efek samping, luas area implan endometriosis, pengecatan imunohistologi untuk ekspresi Prostaglandin E2 (PGE2) dan Matrixmetalloproteinase (MMP-9). Luas area implan endometriosis pada mencit A,B,C, D 348.43±185.1 mm2, 140.14±75.59 mm2, 79.43±26.98 mm2, 31,71±7.02 mm2 (p= <0.001). Ekspresi PGE2 pada mencit A,B,C,D 5.14±1.95, 4.28±1.38, 3.43±1.62, 2±0.58(p= 0.003), ekspresi MMP-9 pada mencit A,B,C,D 3.71±1.89, 2.25±1.97, 1.43±0.78, 1.28±0.49 (p= 0.034). Kami dapatkan korelasi positif antara PGE2 (r=0,375) dan MMP-9 (r=0,561) dengan luas area implan endometriosis. Tidak didapatkan perbedaan bermakna berat hepar dan ginjal antar kelompok perlakuan. Simpulan, pada mencit model endometriosis, pemberian suplementasi kurkumin berbagai dosis dapat menekan progresivitas endometriosis secara dose dependen. PGE2 mempunyai korelasi yang lebih kuat terhadap endometriosis dibanding MMP-9. (MOG 2014;22:118-125)