Daftar Isi:
  • Endometriosis didefinisikan sebagai adanya jaringan seperti endometrium di luar rahim, yang menginduksi reaksi inflamasi kronis. Hasil pengobatan endometriosis terutama pada infertilitas tetap tidak memuaskan dengan tingkat kehamilan yang rendah. Curcumin, yang berpotensi anti-oksidan dan anti-inflamasi, berperan memperbaiki gangguan folikulogenesis. Namun peran kurkumin pada oosit dan embrio masih belum jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah kurkumin berperan pada maturasi oosit dan hasil fertilisasi in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan hewan coba. Endometriosis diinduksi dengan pemberian siklosporin A, jaringan endometrium manusia oestradiol pada 76 ekor tikus. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok: kurkumin dan suplemen plasebo. Stimulasi ovarium dilakukan dengan menggunakan PMSG dan hCG untuk mengevaluasi pematangan oosit dengan menganalisis GV, GVBD, metafase 1 dan metafase 2. Fertilisasi in vitro dilakukan untuk mengklarifikasi polar body 2 sebagai evaluasi hasil fertilisasi. Data dibandingkan dengan student t -test. Jumlah ovum rata-rata kelompok kurkumin (15,42 ± 3,17) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok plasebo (8,21 ± 2,82) (p < 0,0001). Maturasi oosit termasuk GV, GVBD, metaphase I Dan II metafase lebih baik, terutama tingginya jumlah metafase II pematangan (37,2%) pada kelompok kurkumin. Hasil fertilisasi invitro pada kelompok kurkumin (15,26 ± 3,21) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok plasebo (5,57 ± 3,18) (p = 0,000). Simpulan, pada percobaan tikus endometriosis, suplemen kurkumin dapat meningkatkan maturasi oosit dan hasil fertilisasi. (MOG 2014;22:53-57)