STRUKTUR NARATIF DAN MAKNA NOVEL GENTAYANGAN: PILIH SENDIRI PETUALANGAN SEPATU MERAHMU KARYA INTAN PARAMADITHA
| Main Author: | LUCKY ARIATAMI, 121211132041 |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2019
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/85059/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/85059/2/daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/85059/3/daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/85059/4/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/85059/ |
Daftar Isi:
- Novel Gentayangan: Pilih Sendiri Petualangan Sepatu Merahmu karya Intan Paramaditha dengan format ―pilih sendiri petualanganmu‖ merupakan bentuk baru dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Gentayangan menawarkan sejumlah pilihan percabangan dan memanfaatkan sudut pandang orang kedua ―kau‖, membuat pembaca seolah-olah menjadi tokoh utama yang dapat memilih jalan ceritanya sendiri. Teknik penceritaan Gentayangan ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan pembacaan. Berbagai pertanyaan terkait dengan dua topik permasalahan di atas tercakup dalam struktur naratif teks. Oleh karena itu, penelitian ini meliputi analisis mengenai Gentayangan dengan memanfaatkan teori naratif Gerard Genette. Mulanya dilakukan tahap identifikasi alur cerita yang dilanjutkan dengan analisis pada relasi antartokoh terhadap teks, selanjutnya dilakukan tahap analisis terhadap suara narator dan situasi komunikasi teks, hingga pada akhirnya kedua tahap analisis tersebut dapat mengarahkan penelitian pada pemaknaan struktur naratif Gentayangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semesta Gentayangan merupakan dunia metafiksi yang mengusung persoalan perempuan dan isu kemanusiaan. Persoalan yang dihadirkan merupakan kritik atas refleksi sebuah zaman yaitu kebebasan perempuan yang paradoks sebab meskipun dapat pergi ke mana pun dan seakan-akan memiliki banyak pilihan, pada akhirnya perempuan masih diliputi keterkungkungan. Diketahui bahwa novel Gentayangan menghadirkan pengalaman atas perempuan dan liyan, yang tidak benar-benar memiliki sebuah akhir, namun bukan karena tidak mampu melainkan memang bermaksud untuk tidak menutup kemungkinan atas pembacaan berulang terhadapnya.