GAMBARAN SAFETY CULTURE PADA PEKERJA DI PT X
Main Author: | ZUKHRUFAL JANNAH, 151611713027 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/85006/2/FV.HKK.%2025-19%20Jan%20g%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/85006/3/FV.HKK.%2025-19%20Jan%20g%20Daftar%20Isi.pdf http://repository.unair.ac.id/85006/1/FV.HKK.%2025-19%20Jan%20g%20Daftar%20Pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/85006/7/FV.HKK.%2025-19%20Jan%20g.pdf http://repository.unair.ac.id/85006/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Dalam lingkup keselamatan dan kesehatan kerja, budaya dapat menjadi faktor yang berkontribusi untuk mencapai produktivitas dan zero accident. Tanpa budaya keselamatan pada diri pekerja, maka sebaik apapun sistem dirancang dan secanggih apapun alat pengaman tidak akan berfungsi karena hal yang mendasari manusia untuk berperilaku tidak diterapkan. Salah satu metode untuk menilai budaya keselamatan di suatu organisasi adalah dengan metode Safety Culture Maturity Model (SCMM) yang memberikan output penilaian berupa tingkat kematangan budaya keselamatan dalam 5 tingkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan budaya keselamatan di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, dengan pengambilan data melalui kuisioner dan wawancara. Responden pada penelitian ini yaitu sebanyak 22 pekerja dari level manajer, supervisor dan staf di PT X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan budaya keselamatan di PT X memiliki nilai akhir 3,78 dan berada pada level involving. Variabel/elemen budaya keselamatan yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada variabel industrial relations and job satisfaction dengan nilai 4,86 dan berada pada level cooperating, sedangkan nilai tingkat kematangan budaya keselamatan yang terendah adalah pada variabel training dengan nilai 2,86 dan berada pada level managing. Level pekerja yang memiliki nilai tingkat budaya keselamatan tertinggi adalah pada level manajer dengan nilai 4,2 dan berada pada level cooperating, pada level supervisor dan staf berada pada level involving dengan nilai berturut-turut 3,73 dan 3,78. Variabel tingkat kematangan budaya yang perlu ditingkatkan pada manajer adalah communication, safety resources dan trust. Variabel tingkat kematangan budaya yang perlu ditingkatkan pada supervisor yaitu management commitment and visibility, safety resources, participation, trust dan training. Variabel tingkat kematangan budaya yang perlu ditingkatkan pada staf/pekerja yaitu productivity versus safety, participation, trust dan training. Sehingga disarankan untuk PT X menyusun kerangka kerja untuk meningkatkan kematangan budaya ke tingkat selanjutnya, yaitu cooperating.