Daftar Isi:
  • Distribusi kasus HIV/AIDS menduduki peringkat kedua di Indonesia berada pada ibu rumah tangga dengan kelompok usia 15-49 tahun dan Jawa Timur menjadi provinsi yang menduduki peringkat pertama tertinggi memiliki kasus baru HIV/AIDS (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Ketika penderita tersebut menyadari dirinya mendapat stigma maka menginternalisasi dalam bentuk perceived stigma menyebabkan perubahan konsep diri. Hal ini memengaruhi kualitas hidup yang sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki dampak luas pada segala aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perceived stigma terhadap kualitas hidup perempuan positif HIV di Puskesmas Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi perempuan usia 15-49 tahun positif HIV di Puskesmas Dupak, Puskesmas Perak Timur, dan Puskesmas Putat Jaya sejumlah 47 dan sampel sebanyak 32 dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas adalah perceived stigma. Variabel terikatnya adalah kualitas hidup. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: hampir seluruhnya 90,5% perempuan usia 15-49 tahun positif HIV dengan perceived stigma positif (tidak merugikan penderita) memiliki kualitas hidup baik sedangkan sebagian kecil 33,3% perempuan usia 15-49 tahun positif HIV dengan perceived stigma negatif (merugikan penderita) memiliki kualitas hidup baik, dengan uji Chi Square menunjukan p value = 0,0056 (p < 0,05) dan R=7. Kesimpulan: Ada hubungan perceived stigma terhadap kualitas hidup perempuan usia 15-49 tahun positif HIV di Puskesmas Dupak, Puskesmas Perak Timur, dan Puskesmas Putat Jaya.