HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB INJEKSI DMPA DI PUSKESMAS JAGIR
Main Author: | Cicilia Valentine Simamora, 011711223033 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/84704/1/FK.BID.%2031-19%20Sim%20h%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/84704/2/FK.BID.%2031-19%20Sim%20h%20Daftar%20Isi.pdf http://repository.unair.ac.id/84704/3/FK.BID.%2031-19%20Sim%20h%20Daftar%20Pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/84704/4/FK.BID.%2031-19%20Sim%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/84704/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Kejadian akseptor drop out tertinggi karena efek samping yaitu pada metode suntikan. KB injeksi DMPA memiliki efek samping gangguan menstruasi. Untuk menjamin lancarnya menstruasi, wanita harus mempunyai kadar lemak sebanyak 22% dari berat badannya. Kadar lemak dapat ditentukan dengan menilai berat badan seseorang melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 67 orang meliputi akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir sesuai dengan kriteria inklusi. Sampling dilakukan dengan total sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah IMT pada akseptor KB injeksi DMPA, sedangkan variabel tergantung adalah gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA. Untuk mengetahui tingkat signifikan, data yang terkumpul akan diuji dengan uji statistik Pearson pada tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki IMT normal (55,2%), IMT kurus (3,0%) dan IMT overweight (41,8%). Hampir seluruhnya mengalami gangguan menstruasi (88,1%) dan yang tidak mengalami gangguan menstruasi (11,4%). Setelah uji Pearson diperoleh nilai p=0,140 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara IMT dengan gangguan menstruasi pada akseptor KB injeksi DMPA di Puskesmas Jagir.