STIGMA TERHADAP PENDERITA KUSTA (Studi Tentang Bentuk Stigma dan Reaksi Terhadap Stigma yang Dialami Penderita Kusta dalam Proses Pengobatan di Kabupaten Mojokerto)
Daftar Isi:
- Selama ini penderita kusta dipandang sebagai penyakit kutukan, keturunan, akibat guna-guna, penyakit aib, memiliki pola hidup yang kotor, dan penyakitmenular hingga tidak bisa disembuhkan.Menurut berbagai penelitian pemberian stigma terhadap penderita kusta sudah umum terjadi.Namun jika ditelaah lebih dalam, mengenai proses pengobatan pada penderita kusta adanya spekulasi yang ada menyebabkan beberapa petugas medis memberikan stigma terhadap penderita kusta. Dari latar belakang tersebut fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk - bentuk stigma yang dialami penderita kusta selama proses pengobatan dan perawatan serta reaksi penderita kusta atas stigma yang diberikan oleh petugas medis. Studi ini dilakukan di Dusun Sumber Glagah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.Menggunakan metode penelitian kualitatif,paradigma penelitian yang digunakan adalah Definisi sosial, menggunakan teori Stigma Erving Goffman. Teknik penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik snowball. Informan yang diperoleh yakni sebanyak tujuhorang dengan latar belakang yang berbeda dan dua informan non subjek sebagai pendukung dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini antara lain yakni (1) bentuk stigma yang diterima yakni mendapatkan perkataan sebagai penyakit menular, tidak bisa disembuhkan penyakit yang tidak steril, penyakit yang menakutkan pasien lain serta tulisan di dinding instasi kesehatan bahwa penderita kusta merupakan kutukan dari tuhan, selain itu menolak kehadirannya saat berkunjung di instasi kesehatan dan memandang rendah penderita kusta dan memperlakukan kekerasan saat periksa.(2) Kemudian reaksi dari penderita kusta hanya diam dan menunjukan sikap marah atas stigma yang di berikan petugas medis.