Potret Perempuan Sumba sebagai Pembunuh dalam film Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Daftar Isi:
- Penelitian ini melakukan analisis terhadap representasi perempuan pembunuh yang dimunculkan dalam Film Marlina: si Pembunuh dalam 4 Babak (2017). Signifikansi penelitian ini terletak pada keistimewaan karakter Marlina menuturkan narasi mengenai perempuan sebagai seorang pembunuh yang dalam media mainstream jarang dilekatkan pada sosok perempuan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif terhadap bagaimana representasi perempuan pembunuh dalam konteks masyarakat Sumba dalam film. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode analisis film yaitu dengan pendekatan psikoanalisis film dan semiotika film Christian Metz. Dengan menghubungkan Sintagma dan paradigma film lalu dikaitkan dengan grammar of film guna melihat representrasi perempuan pembunuh dalam film. Dalam penelitian sebelumnya, penggambaran perempuan pembunuh dalam film Indonesia kerapkali diidentikkan dengan figur hantu agar dapat melakukan aktifitas membunuh. Dalam film Marlina: si Pembunuh dalam 4 Babak (2017) melaluioleh tokoh Marlina dan Novi, menarasikan perempuan pembunuh yang ambisius akan kebutuhan rasa aman dan meyakini segala yang dilakukan adalah sebuah kebenaran dan keharusan. Namun disisi lain gejala psikis berupa kecemasan, halusinasi dan ketakutan muncul dalam karakter perempuan pembunuh sebagai penolakan atas tindakan membenarkan perilaku membunuh tersebut. Dalam konteks masyarakat Sumba, sutradara menyisipkan simbol-simbol maskulinitas dalam membentuk figur perempuan pembunuh. Akan tetapi, Perempuan pembunuh juga tunduk pada kultur masyarakat Sumba yang patriarkhis. Sehingga, perempuan membunuh dalam film ini menggambarkan peleburan simbol maskulinitas dan femininitas dalam budaya Sumba. Film Marlina: si Pembunuh dalam 4 Babak (2017) menjadi film noir khas Sumba berdasarkan bagaimana sutradara membentuk perempuan pembunuh dengan melekatkan attribut-attribut tertentu.