PENGARUH PERBEDAAN BOBOT THALLUS TERHADAP PERTUMBUHAN Sargassum duplicatum DENGAN KANDUNGAN MAKRO MINERAL (P) TERTINGGI PADA MEDIA KULTUR TEKNIS

Main Author: REGITA DWI AYU ARMEDA, 141511133104
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/84014/1/RINGKASAN.pdf
http://repository.unair.ac.id/84014/2/DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/84014/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/84014/4/PK%20BP%2086%2019%20Arm%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/84014/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Sargassum duplicatum merupakan salah satu jenis rumput laut yang berasal dari keluarga Phaeophyta dan masih belum banyak dibudidayakan sehingga produksinya masih didapat secara alamiah (Muslimin dkk., 2017). Sargassum mengandung bahan alginat dan iodin yang bermanfaat bagi industri makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil (Kadi, 2008 dalam Bachtiar dkk., 2012). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi rumput laut jenis Phaeophyta yaitu melalui melalui penyediaan bibit dengan teknik setting spora atau dengan kultur jaringan (Yudiati et al., 2004; Mulyaningrum dkk., 2015). Proses kultur jaringan rumput laut diperlukan media kultur untuk memenuhi kebutuhan nutrien rumput laut (Suryati dkk., 2009). Usaha untuk mengganti bahan kimia penyusun media pertumbuhan dalam perbanyakan secara in-vitro dengan bahan lain telah dilakukan dengan media kultur teknis (Addini, 2018). Salah satu makro mineral yang dibutuhkan Sargassum duplicatum untuk tumbuh yaitu fosfor. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga pada bulan Januari 2019 hingga Februari 2019. Metode penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan lima ulangan. Dengan bobot thallus 0,5 gram; 0,8 gram; 1,1 gram serta 1,4 gram. Parameter utama dalam penelitian ini yaitu GR, SGR dan kandungan klorofil-a sedangkan parameter pendukung yaitu kualitas air. Hasil GR dan SGR tertinggi yaitu pada P0 (bobot awal thallus 0,5 gram) sebesar 0,0314045 gram/hari dan 0,1104259 %/hari, sedangkan yang terendah yaitu pada P3 (bobot awal thallus 1,4 gram) sebesar 0,0016787 gram/hari 0,0059902 %/hari. Hasil kandungan klorofil-a tertinggi yaitu pada P0 sebesar 7,514 mg/L dan yang terendah yaitu pada P3 sebesar 3,775 mg/L. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Analysis of Varian (ANOVA), menunjukkan bahwa bobot thallus yang berbeda berpengaruh nyata terhadap Laju Pertumbuhan (GR), Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) dan kandungan klorofil-a Sargassum duplicatum yang di kultur secara in vitro (P<0,05). Kisaran kualitas air selama penelitian yaitu oksigen terlarut (DO) 4,05 – 5,20 mg/L, suhu 23,0 – 26,3 oC, salinitas 32 - 33,5 ppt dan pH 8 - 8,5.