TEKNIK PEMBESARAN BELUT (Monopterus albus) DI DESA KEDUNG PEDARINGAN KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR

Main Author: YUSIXKA WS, 060610060P
Format: Lainnya NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/83426/7/ABSTRAK_YUSIXKA%20WS.pdf
http://repository.unair.ac.id/83426/6/FULLTEXT_YUSIXKA%20WS.pdf
http://repository.unair.ac.id/83426/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Belut (M. albus) juga mengandung nilai gizi yang setara dengan daging merah yang harganya relatif lebih mahal. Nilai protein pada belut (18,4 g/ 100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/ 100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g) (Amanah, 2004). Berdasarkan hal tersebut belut (M. albus) juga dapat dijadikan alternatif sumber protein hewani. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara yang cocok dengan habitat belut Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman kerja secara langsung di lapangan tentang teknik pemeliharaan belut (M. Albus) beserta masalah yang dihadapi selama masa budidaya maupun dalam penanganan pasca panen di Desa Kedung Pedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur yang dibina oleh DKP Kabupaten Malang. Praktek kerja lapang ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Januari – 5 Maret 2010. Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode diskriptif. Teknik pengambilan data yang berupa interview, observasi, partisipasi aktif maupun memakai instrumen pengukuran yang khusus sesuai tujuan.