KORELASI ANTARA SKALA NYERI, KADAR PGE2 SERUM DAN EKSPRESI PGE2 RESEPTOR EP3 DARAH HAID DENGAN DERAJAT ENDOMETRIOSIS

Main Author: YATI ISNAINI SAFITRI, 011314653018
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/83273/1/TKR.%2005-19%20Saf%20k%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/83273/2/TKR.%2005-19%20Saf%20k.pdf
http://repository.unair.ac.id/83273/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Nyeri dan infertilitas adalah dua gejala klinis yang menjadi keluhan utama penderita endometriosis. Endometriosis adalah estrogen-dependent dan penyakit ginekologi inflamasi progesterone resistant dari usia reproduksi wanita. Nyeri panggul kronik, dispareuni, dan dismenorrhea khas pada endometriosis. Prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α diketahui diproduksi secara berlebih di uterus dan jaringan endometrium penderita endometriosis. Sifat vasokonstriktif dan kemampuan prostaglandin F2α untuk menimbulkan kontraksi berperan dalam timbulnya dismenorrhea. Lebih jauh, prostaglandin E2 mempunyai sifat dapat merangsang nyeri secara langsung Takashi (1989) dan Molen (2013) telah menemukan bahwa komposisi sel mononuklear pada darah menstruasi serupa dengan komposisi endometrium eutopik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara skala nyeri, kadar PGE2 serum dan ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid dengan derajat endometriosis. Penelitian bersifat analisis observasional yaitu menjelaskan adanya hubungan dari variabel penelitian dengan menggunakan uji statistic. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang terdiri dari 32 sampel, setiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja. Hasil analisis menggunakan korelasi Spearman, pada ini penelitian didapatkan nyeri panggul kronis (r=0,830** ; p=0,000), dismenorea (r=0,642** ; p=0,000) dan dispareuni (r=0,060 ; p=0,744) memiliki korelasi positif dengan derajat endometriosis. Pada hubungan antara kadar PGE2 serum dengan derajat endometriosis(r=-0,328; p=0,067), dan ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid dengan derajat endometriosis (r=-0,027; p=0,893). Dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara skala nyeri pada nyeri panggul kronis dan dismenorea dengan derajat endometriosis, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara skala nyeri dispareuni dengan derajat endometriosis dengan derajat endometriosis. Pada hubungan antara kadar PGE2 serum dengan derajat endometriosis dan ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid dengan derajat endometriosis, hasilnya tidak ada hubungan kadar PGE2 serum dengan derajat endometriosis dan tidak ada hubungan antara ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid dengan derajat endometriosis. Tidak ada hubungan antara nyeri panggul kronis, dismenorea dan dispareuni dengan kadar PGE2 serum. Tidak ada hubungan antara nyeri panggul kronis, dismenorea dan dispareuni dengan ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid. Tidak ada hubungan antara kadar PGE2 serum dengan ekspresi PGE2 reseptor EP3 pada darah haid.