FAKTOR RISIKO KEJADIAN KECACATAN TINGKAT II PADA PENDERITA KUSTA (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Burneh Dan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan Tahun 2011-2018)

Main Author: MAYAM TAMI, 101511133111
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/82681/1/FKM.%20114-19%20Tam%20f%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/82681/2/FKM.%20114-19%20Tam%20f.pdf
http://repository.unair.ac.id/82681/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang bisa menyerang pada segala rentang usia. Penyakit ini bisa menunjukkan dampak yang sangat progresif bila tidak ditangani dengan baik yakni berupa kecacatan kusta khususnya cacat tingkat II. Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kecacatan kusta terutama kecacatan kusta tingkat II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor host, agent, environment dengan kejadian kecacatan kusta tingkat II di Puskesmas Burneh & Tanah merah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 123 penderita kusta yang telah selesai melakukan pengobatan di Puskesmas Burneh & Tanah merah. Pemilihan responden diambil berdasarkan metode acak sistematis. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, tipe kusta, status kecacatan awal, status pekerjaan, perawatan diri, kepatuhan pengobatan, riwayat kontak dengan penderita kusta, riwayat reaksi, lama gejala, metode penemuan kasus & POD oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan analisis hubungan dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan (p<0,05) antara umur, tipe kusta, status kecacatan awal, status pekerjaan, perawatan diri, lama gejala, riwayat reaksi, metode penemuan kasus, dan POD oleh tenaga kesehatan, dan tidak ada hubungan (p>0,05) antara jenis kelamin, riiwayat kontak, dan kepatuhan pengobatan dengan kejadian kecacatan kusta tingkat II. Odss ratio (OR) dalam penelitian ini, yaitu umur 3,158 (CI 95% 1,108<OR<8,996), tipe kusta 3,025 (CI95% 1,136-8,051), status kecacatan awal 288 (CI95% 35,563-2332,298), metode penemuan kasus 2,464 (CI95% 1,131<OR<5,371), pekerjaan 2,939 (CI95% 1,319<OR<6,549), lama gejala 4,125 (CI95% 1,702<OR<9,999), riwayat reaksi 9,621 (CI95% 4,056<OR<22,821), perawatan diri 17,839 (CI95% 6,735<OR<47,250), POD oleh tenaga kesehatan 4,387 (CI95% 1,966<OR<9,794). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara umur, tipe kusta, status kecacatan awal, metode penemuan kasus, pekerjaan, lama gejala, riwayat reaksi, perawatan diri, POD oleh tenaga kesehatan dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin, kepatuhan pengobatan, riwayat kontak dengan kejadian kecacatan kusta tingkat II.