KEKERASAN SIMBOLIK PADA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL KEPUNAN KARYA BENNY ARNAS
Main Author: | Iit Purnama Asri, 121614153013 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/82167/1/TKSB.%2008-19%20Asr%20k%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/82167/2/TKSB.%2008-19%20Asr%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/82167/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengungkapkan kekerasan simbolik pada tokoh perempuan yang terdapat di dalam novel Kepunan (2) memaknai kekerasan simbolik pada tokoh perempuan yang terdapat di dalam novel tersebut. Mekanisme kekerasan simbolik yang dimungkinkan terjadi pada tokoh perempuan melalui eufemisme dan mekanisme sensori. Eufemisme terjadi melalui bentuk kekerasan pada perempuan yang tidak terlihat dan lembut melalui kelembutan ekspresi, wacana, atau bahasa. Mekanisme sensori terjadi melalui aturan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan oleh perempuan dalam rangka melestarikan nilai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif khususnya metode studi pustaka. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data baca-simak-catat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan di dalam novel Kepunan yang menunjukkan adanya kekerasan simbolik pada tokoh perempuan, data dari komnas perempuan, dan artikel berita online mengenai kekerasan simbolik. Hasil dari penelitian ini yaitu kekerasan simbolik pada tokoh utama dan tokoh sampingan perempuan terjadi pada ranah keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga berpotensi sebagai tempat terjadinya kekerasan simbolik yang dilakukan oleh kepala keluarga sebagai pihak yang dipatuhi dan didengarkan pendapatnya. Kekerasan simbolik yang dialami perempuan terjadi akibat dominasi laki-laki yang membatasi perempuan di sektor publik dengan cara mempertahankan nilai dan adat di ranah keluarga. Novel Kepunan menggambarkan realitas sosial masyarakat Indonesia yang masih menganut budaya patriarki dari penceritaan tokoh laki-laki yang sangat dominan di dalam novel ini. Dunia dipandang menurut kacamata laki-laki sehingga apa yang baik dan tidak baik bagi perempuan bergantung pada sudut pandang laki-laki. Novel Kepunan kemungkinan bermaksud mengkritisi kekerasan terhadap perempuan yang hanya dilihat dari kekerasan seksual. Padahal, terdapat kekerasan simbolik yang sama berbahayanya menimpa perempuan dan itu sering tidak disadari serta luput dari perhatian.