HUBUNGAN ANTARA NORMA PERSONAL DENGAN INTENSI MENGURANGI PENGGUNAAN PLASTIK PADA SISWA SEKOLAH ADIWIYATA TINGKAT KOTA SURABAYA
Main Author: | LANTIP MUHAMMAD DEWABRATA, 111311133114 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/81967/1/Psi.%2066-19%20Dew%20h%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81967/2/Psi.%2066-19%20Dew%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/81967/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Norma Personal dengan Intensi Mengurangi Penggunaan Plastik pada Siswa SMA Adiwiyata Tingkat Kota Surabaya. Berdasarkan studi pendahuluan, ditemukan bahwa pengetahuan siswa SMA Adwiyata tingkat Surabaya masih belum bisa mempengaruhi perilaku mengurangi penggunaan plastik. Hal ini dibuktikan dari rendahnya keinginan untuk mengurangi penggunaan plastik oleh siswa SMA Adiwiyata Surabaya. Perilaku penggunan plastik tentunya ditentukan oleh intensi. Norm Activation Model (NAM) merupakan salah satu model yang mampu memprediksi munculnya intensi berperilaku pro-lingkungan melalui norma personal. Penelitian ini dilakukan pada 344 partisipan yang merupakan siswa SMA adiwiyata Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survey dengan menyebarkan kuesioner. Pengukuran norma personal menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Onwezen, dkk. (2013), sedangkan pengukuran intensi menggunakan alat ukur yang dirancang penulis berdasarkan buku petunjuk penyusunan alat ukur intensi dari Ajzen (2002) dan Francis, dkk. (2004). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi spearman rank. Penelitian ini menunjukkan bahwa norma personal memiliki hubungan signifikan. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai positif yang berarti jika norma personal semakin meningkat, maka intensi mengurangi penggunaan plastik juga akan semakin meningkat. Koefisien korelasi yang sebesar 0,338 menunjukkan hubungan antar variabel yang tergolong cukup kuat. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama, para siswa merasa bahwa masalah penggunaan plastik merupakan masalah sosial dengan skala yang besar. Kedua, para siswa sudah memutuskan untuk mengurangi penggunaan plastik sebelum penulis memberikan kuesioner penelitian.