EFEKTIVITAS PROPOLIS SEBAGAI ADJUVAN TERAPI STANDAR DALAM MENURUNKAN SKOR GEJALA HIDUNG TOTAL DAN KADAR INTERLEUKIN 33 SEKRET HIDUNG PENDERITA RINITIS ALERGI
Main Author: | Yunis Sucipta Ibnu, 011318056302 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/81740/1/PPDS.THT.%2004-19%20Ibn%20e%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81740/2/PPDS.THT.%2004-19%20Ibn%20e.pdf http://repository.unair.ac.id/81740/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Objektif: Rinitis alergi (RA) adalah inflamasi mukosa hidung yang dimediatori oleh IgE. Gejala dinilai dengan Skor Gejala Hidung Total (SGHT). Patofisiologi dan manifestasi klinis RA dipengaruhi oleh berbagai sitokin, diantaranya interleukin 33 (IL-33). Propolis menurunkan SGHT dan kadar IL-33 sekret hidung. Penelitian ini bertujuan membuktikan penambahan propolis pada terapi standar RA lebih efektif menurunkan SGHT dan kadar IL-33 sekret hidung. Metode: Penelitian ini merupakan double blind randomized clinical trial (RCT). Pasien RA yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa SGHT dan kadar IL-33 sekret hidung. Terapi diberikan selama 14 hari, evaluasi SGHT dan kadar IL-33 dilakukan hari ke-15. Hasil: Sepuluh sampel mendapat propolis dan terapi standar (kelompok A), sepuluh sampel mendapat terapi standar (kelompok B). Perbandingan SGHT antar kelompok setelah terapi rerata kelompok A=1,6(SD 1,7), kelompok B=5,2 (SD 1,6). Uji Mann-Whitney satu arah p=0,001, menunjukkan bahwa SGHT antar kelompok setelah terapi berbeda signifikan(P<0,005). Rerata kadar IL-33 setelah terapi kelompok A=0,051 (SD 0,005), kelompok B=0,051 (SD 0,013). Uji t nilai p=0,881 menunjukkan kadar IL-33 sekret hidung antar kelompok setelah terapi berbeda tidak signifikan(p>0,005). Kesimpulan: Penambahan propolis sebagai adjuvan terapi standar lebih efektif dalam menurunkan SGHT dibandingkan dengan terapi standar saja namun tidak efektif dalam menurunkan kadar IL-33 sekret hidung penderita RA.