VIDEO GAMES DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMPUNG TANOKER Studi Leisure Class Middle Lower dan Budaya Bermain di Kampung Tanoker Jember
Main Author: | Juariyah, 071317047307 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/81372/1/ABSTRAK_Dis.S.05%2018%20Jua%20v.pdf http://repository.unair.ac.id/81372/2/FULLTEXT_Dis.S.05%2018%20Jua%20v.pdf http://repository.unair.ac.id/81372/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji leisure, pada masyarakat Kampung Tanoker. Bermain dengan permainan video games dan bermain di Komunitas Tanoker Ledokombo. Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah masyarakat kampung Tanoker Ledokombo dengan budayanya menginterpretasi permainan video games di masyarakat pedesaan sebagai aktivitas dalam menggunakan waktu luang dan bagaimanakah keberadaan Komunitas Tanoker Ledokombo sebagai counter culture terhadap keberadaan dan maraknya bermain video games dengan menggiatkan permainan tradisional. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode etnografi dan yang menjadi subjek kajiannya adalah mereka gamer adiktif yang berjumlah enam belas (16) orang, pemilik rumah sewa video games di Desa Ledokombo yang berjumlah empat (4) orang, anggota Komunitas Tanoker enam (6) orang, pendamping anak dua (2) orang,dan masyarakat warga Desa Ledokombo dua (2) Semuanya berjumlah tiga puluh (30) orang informan. Teorinya menggunakan perspektif Giddens Runaway World.Hasilnya menunjukkan bahwa kebiasaan bermain video games ini pada awalnya banyak diperkenalkan oleh teman waktu usia sekolah dasar, biasanya pada hari libur atau pulang sekolah. Beranjak dewasa mereka tidak bisa lepas dari kebiasaan bermain video games dan memainkannya melalui game yang ada di handphone. Melihat kenyataan ini menunjukkan bermain video games menjadi bagian dari kegiatannya sehari hari, dan mengisi waktu luangnya. Biasanya mereka yang tidak memiliki dana untuk membayar sewa video game cukup sebagai penonton saja. Temuan ini menggambarkan adanya budaya communal life di masyarakat desa dalam menonton video games. Pengalaman bermain Komunitas Tanoker menjadi berbeda dibandingkan pengalaman bermain video games, komunitas ini awalnya memperkenalkan permainan egrang yakni bermain tradisional untuk menarik anak-anak di sekitar desa Ledokombo untuk mengurangi anak-anak bermain video games, komunitas ini menjadi counter culture bagi maraknya permainan video games.