POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA PASCA PENUTUPAN LOKALISASI DOLLY (Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya)
Main Author: | Istidha Nur Amanah, 071511733073 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/81072/1/ABSTRAK_Fis.ANT.01%2019%20Ama%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/81072/2/FULLTEXT_Fis.ANT.01%2019%20Ama%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/81072/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Pola pengasuhan merupakan cara orangtua dalam memberikan kasih sayang dan mendidik anak. Perubahan lingkungan pasca dilakukan penutupan lokalisasi Dolly tahun 2014 menarik untuk diteliti terkait pola pengasuhan anak dalam keluarga. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengasuhan anak dalam keluarga pasca penutupan lokalisasi Dolly. Penelitian ini dilakukan pada keluarga di kawasan eks lokalisasi Dolly di RT 5 RW XII Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Penelitian menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam kepada orangtua anak, metode life history serta dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial dari Hari Poerwanto dan teori learning culture (kebudayaan belajar sambil lalu) dari Margaret Mead. Hasil dari penelitian menunjukkan sebelum Dolly ditutup anak dilarang mendekati lokalisasi dan diarahkan agar memilih lingkungan pertemanan yang baik. Setelah Dolly ditutup terjadi perubahan sosial seperti tersedianya fasilitas bermain, dibentuknya Kampung Inggris Dolly, peredaran narkoba masuk ke pemukiman, dan konflik antar tetangga. Adanya fasilitas bermain yang baru menjadikan orangtua khawatir karena anak lebih sering bermain dan tidak memperhatikan waktu belajar. Perubahan aktivitas tersebut mendorong orangtua untuk menerapkan pola pengasuhan yang berbeda. Wilayah dan waktu bermain anak dibatasi, anak difokuskan pada pendidikan, menanamkan nilai-nilai budaya, dan menyalurkan anak pada kegiatan positif. Pada aktivitas sehari-hari anak belajar (sambil lalu) untuk disiplin dan menghargai waktu, menaati aturan yang ditetapkan orangtua, dan mengisi waktu dengan aktivitas yang dapat mengembangkan kemampuan diri seperti les, belajar musik, dan belajar bahasa Inggris.