HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, KONDISI FISIK LINGKUNGAN, DAN KEBERADAAN SARCOPTES SCABIEI PADA DEBU ALAS TIDUR WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DENGAN KEJADIAN SKABIES DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB JOMBANG

Main Author: ARIE AULIA NUR AFFANDI, 101611123024
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/80726/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/80726/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/80726/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Sebagian besar lapas di Indonesia mengalami masalah yang hampir sama yaitu pada kepadatan hunian yang tinggi dan melebihi dari kapasitas yang ada. Salah satu penyakit yang sering terjadi dan menyerang pada manusia yang berkelompok serta tinggal secara bersama-sama adalah Skabies. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara hygiene perorangan, kondisi fisik lingkungan dan keberadaan Sarcoptes scabiei pada debu alas tidur warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan kejadian skabies di Lapas kelas IIB Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 638 orang dan besar sampel sebanyak 85 orang.. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling, karena dalam lapas tersebut terdapat 5 blok yang nantinya akan diambil secara acak pada tiap blok nya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar personal hygiene WBP dan kondisi fisik lingkungan di lapas kelas IIB Jombang sudah baik. Tungau Sarcoptes scabiei positif ditemukan pada 5 sampel debu di alas tidur WBP, dan hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar WBP menderita skabies. Hasil dari uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies (p = 0,001) dan tidak ada hubungan antara keberadaan Sarcoptes scabiei di alas tidur WBP dengan kejadian skabies (p = 0,321). Kondisi fisik lingkungan yang memenuhi syarat adalah kelembaban, ventilasi dan persediaan air bersih dan yang tidak memenuhi syarat adalah pencahayaan dan kepadatan hunian Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian skabies masih bisa terjadi meskipun personal hygiene sudah baik, Kemungkinan ada faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya skabies yaitu dari cara pengendalian penyakit skabies, pengetahuan, sosial ekonomi, ataupun kepadatan hunian. Diharapkan lapas kelas IIB Jombang dapat mengendalikan skabies secara menyeluruh, penyuluhan yang berkesinambungan tentang penularan penyakit skabies dan kepada WBP disarankan untuk meningkatkan personal hygiene dengan mencuci tangan dan kaki dengan sabun.