FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL HAND HYGIENE SEBELUM DAN SESUDAH PEMASANGAN INFUS (Studi di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro)
Main Author: | AMIRA MAULIDA PUTRI, 101411131171 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/80717/1/ABSTRAK_FKM.185%2018%20Put%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/80717/2/FULLTEXT_FKM.185%2018%20Put%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/80717/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Phlebitis merupakan peradangan pembuluh vena yang disebabkan oleh iritasi secara, mekanik, kimiawi maupun iritasi akibat infeksi bakteri yang terjadi di sepanjang kanula dan berhubungan dengan implementasi Hand Hygiene pada saat pemasangan infus. Kepatuhan perawat dalam implementasi Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya Phlebitis pada pasien. Pada tahun 2017, angka kejadian Phlebitis di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro sebesar 2,73% dari target yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebesar <0,50%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan rancang bangun penelitian analitik observasional dan desain penelitian cross-sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 52 perawat di Instalasi Rawat Inap (IRNA). Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan observasi tindakan perawat dalam implementasi SPO Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 perawat (44,2%) patuh dan 29 orang (55,8%) perawat tidak patuh dalam implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sembilan variabel yang signifikan yaitu umur (p=0,030), masa kerja (p=0,028), pengetahuan (p=0,000), personal responsibility (p=0,020), ketersediaan fasilitas (p=0,000), motivasi (p=0,000), persepsi (0,011), proximity of authority figure (p=0,000) dan status of authority figure (p=0,015). Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah jenis kelamin, pendidikan, pelatihan Hand Hygiene, supervisi dan pengawasan, status of location dan legitimacy of authority figure. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar perawat tidak patuh dalam implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus dan terdapat sembilan variabel yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam implementasi SPO Hand Hygiene sebelum dan sesudah pemasangan infus yaitu umur, masa kerja, pengetahuan, personal responsibility, ketersediaan fasilitas, motivasi, persepsi, proximity of authority figure dan status of authority figure.