FREKUENSI FACE GROOMING SETELAH INJEKSI FREEZE-DRIED PLATELET RICH PLASMA PADA RATTUS NORVEGICUS YANG MENGALAMI NEUROPATHIC PAIN
Main Author: | MAYA PUSPITASARI, 021511133125 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/79997/1/ABSTRAK%20KG%2056%2019%20Pus%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/79997/2/FULLTEXT%20KG%2056%2019%20Pus%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/79997/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Standar pengobatan pada neuropathic pain hanya terfokus untuk mengurangi rasa sakit, namun tidak mampu menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Platelet rich plasma (PRP) memiliki kandungan growth factor yang dapat mempercepat penyembuhan jaringan saraf yang rusak. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan frekuensi face grooming setelah injeksi FD-PRP pada Rattus norvegicus yang mengalami neuropathic pain yang diamati pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-21. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian time series. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus sampling Lemeshow selanjutnya dirandomisasi menjadi kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan (P). Kelompok kontrol dibagi menjadi dua yaitu kelompok K1 dan K2. Pengamatan frekuensi face grooming dilakukan empat kali yaitu pada hari ke-0 (O1), hari ke-7 (O2), hari ke-14 (O3) dan hari ke-21 (O4). PRP dibuat dengan mengambil darah dari 20 tikus kemudian dibuat menjadi bentuk sediaan freeze dried. Pembuatan model neuropathic pain pada kelompok K2 dan P dilakukan dengan cara crush injury pada saraf infraorbital. Satu hari setelah dilakukan crush injury, freeze-dried platelet rich plasma (FD-PRP) dinjeksikan sebanyak 0,1 ml pada kelompok P. Pengamatan frekuensi face grooming dilakukan dengan cara direkam. Kemudian dilakukan penghitungan frekuensi face grooming dari hasil video rekaman. Hasil: Rerata frekuensi face grooming dari 4 waktu pengamatan, pada kelompok K1 tidak berbeda secara signifikan, sedangkan pada kelompok K2 dan P didapatkan rerata frekuensi face grooming berbeda secara signifikan. Rerata frekuensi face grooming dari tiga kelompok penelitian, pada O1 berbeda secara signifikan, sedangkan pada O2, O3 dan O4 didapatkan jumlah frekuensi face grooming tidak berbeda secara signifikan. Simpulan: Injeksi FD-PRP diperkirakan mampu menurunkan nyeri akibat neuropathic pain yang ditandai dengan penurunan face grooming.