ANALISIS FAKTOR RISIKO KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN PONOROGO
Main Author: | HANIFAH AGDA NURSITASARI, 101611123039 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/79901/1/KKC%20KK%20FKM.43-19%20Nur%20a%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/79901/2/KKC%20KK%20FKM.43-19%20Nur%20a%20SKRIPSI.pdf http://repository.unair.ac.id/79901/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Leptospirosis adalah peyakit yang ditularkan oleh hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira melalui urin dan darah dari hewan yang terinfeksi baik secara langsung melalui kontak dengan urin maupun secara tidak langsung yaitu melalui lingkungan berupa air, lumpur dan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risisko lingkungan dan karakteristik individu terhadap kejadian leptospirosis di Kabupaten Ponorogo. Pada tahun 2017 terdapat kasus leptospirosis sebanyak 12 orang dan 3 orang diantaranya meninggal dunia. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian case control dengan perbandingan 1:3 dengan perbandingan jumlah kasus 9 orang dan kontrol 27 orang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk mendapatkan informasi pada variabel identitas responden, perilaku responden, lingkungan fisik kondisi rumah ratproofing, dan lingkungan biologis. Selain itu, menggunakan metode pengukuran untuk variabel lingkungan fisik rumah suhu, kelembapan, dan pencahayaan. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square menunjukkan hasil bahwa terdapat dua variabel yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis yaitu variabel membilas tangan dan kaki di genangan air (p 0,03 ; OR=10,0) dan SPAL (p 0,02 ; OR=0,10). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan kurang baik seperti membilas tangan dan kaki di genangan air setelah bekerja 10 kali beresiko menyebabkan leptospirosis dan pemasangan SPAL sebagai faktor protektif terhadap kejadian leptospirosis. Saran yang dapat diberikan yaitu memperbaiki perilaku/kebiasaan masyarakat seperti membilas tangan dan kaki di air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, serta menutup selokan dengan jaring kasa supaya tidak menjadi akses masuk tikus ke dalam rumah.