EVALUASI PENERAPAN PROSEDUR BEKERJA PADA KETINGGIAN DI PT HOLCIM INDONESIA TBK. TUBAN PLANT
Main Author: | WAHYU KURNIA SAFITRI, 151511713039 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/79871/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/79871/2/WAHYU%20KURNIA%20SAFITRI%20151511713039.pdf http://repository.unair.ac.id/79871/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Bekerja di ketinggian merupakan penyebab utama kematian di tempat kerja. PT Holcim Indonesia Tbk. Tuban Plant pada proses overhaul memiliki potensi bahaya bekerja pada ketinggian karena dalam proses tersebut melakukan kegiatan perawatan area dengan ketinggian mencapai 150 meter. Prosedur bekerja pada ketinggian perlu dievaluasi untuk memastikan prosedur berjalan dengan baik. Prosedur yang dievaluasi khususnya prosedur bekerja menggunakan perancah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk Mengevaluasi penerapan prosedur bekerja pada ketinggian di PT. Holcim Indonesia Tbk. Tuban Plant. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Subjek penelitian yaitu 3 safety officer, 8 scaffolder dan 15 supervisor perancah, sedangkan objek penelitian adalah 12 perancah yang didirikan di area preheater. Lokasi pengambilan data dilakukan di area preheater Tuban II PT Holcim Indonesia Tbk. Tuban Plant dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2018. Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan yang dimiliki oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Tuban Plant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur bekerja menggunakan perancah di area preheater Tuban II secara keseluruhan dalam kategori baik (74,7%). Prosedur tersebut terdiri dari pemasangan perancah dengan kategori cukup (66,7%), pemeriksaan perancah dengan kategori baik (100%), penggunaan perancah dengan kategori baik (91,7%), dan pembongkaran perancah dengan kategori cukup (44,4%). Faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya prosedur bekerja menggunakan perancah antara lain adalah kesalahan persepsi, jumlah inspektor yang kurang, kurangnya pengawasan, dan kurangnya sosialisasi rutin. Perusahaan disarankan untuk menambah karyawan ahli dalam bidang inspektor perancah, melakukan inspeksi secara berkala, dan Pemberian refreshment materi secara berkala mengenai prosedur bekerja menggunakan perancah.