Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah anak dengan kebutuhan khusus autis membutuhkan penanganan yang serius, terutama oleh orang tua dan keluarga dari anak autis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan tentang proses belajar anak autis di sekolah, untuk itu penelitian mengenai sosialisasi anak autis di lingkungan keluarga ini penting dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Data kualitatif digali dari wawancara mendalam kepada informan ibu dan kakek di lingkungan keluarga autis yang bersedia diwawancarai. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal pengetahuan keluarga mengenai sosialisasi pada anak autis dari 4 orang ibu bervariasi, yaitu dari: 1) dokter tumbuh kembang anak, guru SLB, media onlilne; 2) dokter gizi, psikiater, media online; 3) dokter gizi guru SLB, buku; 4) psikolog. Asal pengetahuan 1 informan kakek dari guru SLB. Variasi sosialisasi anak autis di lingkungan keluarga berdasarkan jenjang yang setara dengan anak sekolah: 1) SD: belajar bersosialisasi, Buang Air Besar (BAK), mendengar suara keras, menata piring, merapikan mainan, diet makanan, disiplin, berbicara, membaca, tidur tepat waktu; 2) SMP: belajar ilmu agama, mandiri, membaca dan menulis, Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK); 3) SMA: belajar bersosialisasi, minum sendiri, Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) dan berbicara; 4) Perguruan Tinggi: tentang diet makanan, belajar berbicara, terbiasa di keramaian dan menggunakan transportasi umum. Perbedaan jenis autis yang dialami oleh setiap anak berbeda-beda dengan penanganan yang dilakukan oleh orang tua yang berbeda-beda pula.