DISTRIBUSI PASIEN DENGAN SINDROMA ALERGI DAN INTOLERANSI OBAT MULTIPEL DI DIVISI BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL RSUD Dr. SOETOMO

Main Author: ANINDITA ZAHRATUR RASYIDA, 021218016303
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/79388/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/79388/2/FULLTEXT.pdf
http://repository.unair.ac.id/79388/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Sindroma alergi dan intoleransi obat multipel adalah diagnosis yang diberikan kepada pasien yang menunjukan reaksi adversi terhadap 2 atau lebih obat-obatan; dimana pada alergi obat didasari dengan mekanisme mediasi sistem imun; sedangkan pada intoleransi obat tidak didasari dengan mediasi sistem imun. Meski berbeda secara terminologi dan mekanisme sistem imun yang mendasari; tetapi reaksi yang tidak diharapkan pasca paparan obat-obatan ini dapat sama-sama memberikan keadaan gawat darurat medis yang menimbulkan reaksi beragam. Bedah mulut dan maksilofasial adalah bagian dari kedokteran gigi yang melibatkan penggunaan bahan material dan obat-obatan yang luas sehingga berpotensi terhadap sindroma. Tujuan: untuk mendeskripsikan pasien dengan sindroma alergi dan intoleransi obat multipel di divisi Bedah Mulut dan Maksilofasial, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Metode: penelitian ini adalah studi retrospektif dengan metode deskriptif menggunakan purposive sampling terhadap rekam medis pasien dengan sindroma alergi dan intoleransi obat multipel di divisi Bedah Mulut dan Maksilofasial, RSUD Dr. Soetomo, Tahum 2016-2017. Hasil: didapatkan data 10 sampel. Distribusi data demografik didapatkan 60% adalah perempuan dengan rata-rata usia 34 tahun. 60% pasien memiliki riwayat penyakit komorbid. Obat-obatan yang menjadi sumber alergi/ intoleransi terbanyak adalah antibiotik (70%) dan NSAID (60%). Riwayat alergi dan intoleransi dibagi menjadi gejala mayor dan minor dengan tatalaksana secara multidisiplin terdiri atas kerjasama dengan konsultasi atau tatalaksana rawat bersama.