Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan inovasi sosial pada Pengembangan Kawasan Wisata Kampung Lawas Maspati dan kontribusi modal masyarakat berdasarkan pendekatanasset-based community development. Kampung Lawas Maspati adalah kampung wisata berbasis masyarakat yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan PT. Pelindo III. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan bagaimana kriteria inovasi sosial pada Pengembangan Kawasan wisata Kampung Lawas Maspati Surabaya dan aset atau modal masyarakat apa yang berkonstribusi dalam Pengembangan Kawasan Wisata Kampung Lawas Maspati Surabaya. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan lima kriteria yang disampaikan oleh Frank Moulaert, Flavia Martinell., Erik Swyngedouw, dan Sara González serta tujuh modal masyarakat berdasarkan pendekatan asset-based community development yang disampaikan oleh Cornelia Butler Flora, Jan L Flora, dan Susan Fey. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif tipe penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi dokumen. Teknik penentuan informan menggunakan teknik sampling purposeful dan bola salju. Total informan pada penelitian berjumlah 22 orang yang terdiri dari pengurus kampung Maspati, PT. Pelindo III, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, dan masyarakat kampung Maspati. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitin ini menunjukkan bahwa Pengembangan Kawasan Kampung Lawas Maspati memiliki kriteria inovasi sosial yaitu menyelesaikan permasalahan sosial, menciptakan hubungan kelembagaan baru atau kolaborasi, meningkatkan kapasitas masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memiliki efek „keberlanjutan‟ atau jangka panjang. Modal masyarakat yang berkontribusi bagi Pengembangan Kawasan Kampung Lawas Maspati adalah modal alam, modal finansial, modal untuk membangun, dan modal politik. Modal finansial berkontribusi pada komponen amenitas, modal alam berkontribusi pada komponen objek daya tarik wisata dan amenitas, modal untuk membangun berkontribusi pada komponen aksesibilitas dan modal politik berkontribusi pada komponen kelembagaan.