HUBUNGAN KOMPONEN VERTIKAL DAN SAGITAL PADA MALOKLUSI SKELETAL KELAS II

Main Author: IRA WILLYANTI NIM, 021518066301
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/79041/1/PPDGS.ORT.%2018-18%20Wil%20h%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/79041/2/PPDGS.ORT.%2018-18%20Wil%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/79041/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar belakang: Pada perawatan ortodonti, dibutuhkan diagnosis dan prognosis yang akurat agar dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien. Maloklusi skeletal Kelas II dapat disebabkan oleh maksila prognasi, dapat disebabkan oleh mandibula retrognati, atau kombinasi antara maksila prognasi dan mandibula retrognasi. Oklusi yang benar dapat ditentukan dari posisi ramus, dimensi vertikal, dan dimensi anteroposterior. Kontrol dimensi vertikal merupakan hal yang paling sulit dalam perawatan ortodontik. Dimensi vertikal, secara umum termasuk tinggi wajah anterior (AFH) dan tinggi wajah posterior (PFH). Perubahan dimensi vertikal wajah mempengaruhi posisi dan rotasi mandibula, baik clockwise atau counterclockwise. Sefalometri memudahkan penilaian maloklusi dalam dimensi anterior-posterior dan vertikal, sehingga dapat menentukan diagnosa dan rencana perawatan yang tepat. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan komponen vertikal dan sagital pada maloklusi skeletal kelas II. Metode: Penelitian ini menggunakan sefalometri maloklusi skeletal kelas II di Rumah Sakit Gigi Universitas Airlangga dari April 2015-April 2016. Analisis sefalometri dilakukan menggunakan perangkat lunak digital (OrthoVision-2017, Korea) oleh peneliti tunggal. Analisis mengukur sudut Go, Go1, Go2, Yaxis-SN dan juga panjang AFH dan PFH. Hasil: Terdapat korelasi positif komponen vertikal (Go2, Yaxis, Yaxis-SN) dan korelasi negatif (PFH) terhadap komponen sagital pada maloklusi skeletal kelas II. Kesimpulan: Semakin besar sudut Go2, Yaxis, Y axis-SN dan semakin kecil PFH maka semakin besar sudut ANB. Hal ini menunjukkan bahwa komponen vertikal tersebut memperparah maloklusi skeletal kelas II dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya sudut ANB.