DETERMINAN PEMBERIAN ASI NON EKSKLUSIF PADA IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANUKAN KULON KOTA SURABAYA

Main Author: NEVITA PUTRI NUR HADIANTI, 101411131048
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/79040/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/79040/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/79040/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya pencegahan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi. Data pemantauan status gizi tahun 2016 menunjukan bahwa presentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan tergolong rendah yaitu sebesar 29,5%. Profil Dinas Kesehatan Surabaya tahun 2016 menyatakan cakupan asi eksklusif pada tahun 2016 sebesar 65,10%. Puskesmas dengan cakupan terendah yaitu puskesmas Manukan Kulon sebesar 40,91%, puskesmas Tanjungsari sebesar 42,41%, puskesmas Perak Timur 45,69% (Dinas Kesehatan Surabaya, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI di wilayah kerja puskesmas manukan kulon kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancang bangun penelitian observasional analitik dan desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang diambil sebesar 48 responden, pengambilan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan menggunakan uji regresi logistik untuk analisis bivariabel. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 variabel yang signifikan yaitu usia, urutan kelahiran, ekonomi, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, budaya, promosi susu formula, antenatal care, postnatal care, dan inisiasi menyusu dini. Sementara itu, variabel yang tidak signifikan adalah pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, dan dukungan keluarga. Dari hasil diatas dapat disimpulkan saran yang dapat diberikan yaitu memberikan edukasi kepada keluarga yang memiliki bayi, termasuk suami dan keluarga yang tinggal dekat untuk meningkatkan kesadaran terkait pola pemberian ASI, serta memberikan pengetahuan kepada ibu terkait Inisiasi menyusu dini dan pengetahuan ibu terkait luka atau lecet yang didapatkan ketika menyusui bayinya pertama kali, selain itu membatasi promosi susu formula, dan menggalakkan sosialisasi mengenai pentingnya ASI eksklusif baik melalui kader, bidan, media cetak maupun elektronik.