TEKNIK PELILINAN FUNGSIONAL PADA GIGI PREMOLAR PERTAMA RAHANG ATAS, MOLAR PERTAMA RAHANG ATAS, DAN MOLAR PERTAMA RAHANG BAWAH
Main Author: | NICKEN HERWINDA RAHMADHANI, 151510513033 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/78843/1/FV%20TKG.22%2018%20Rah%20t%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/78843/2/FV%20TKG.22%2018%20Rah%20t%20-%20FULLTEXT.pdf http://repository.unair.ac.id/78843/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Restorasi gigi yang baik harus bisa berfungsi secara optimal dirongga mulut, oleh karena itu pembentukkannya menggunakan teknik pelilinan fungsional yang merupakan teknik tetes tambah yang memperhatikan fungsionalnya, memperhatikan oklusi, juga menginterpretasikan pergerakan mandibula yaitu pergerakan lateral dan protusif. Teknik fungsional lebih menguntungkan dalam pengerjaannya, memiliki langkah-langkah sistematis sehingga didapatkan hasil pola lilin yag optimal. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah teknik pelilinan fungsional pada gigi premolar pertama rahang atas, molar pertama rahang atas, dan molar pertama rahang bawah. Kasus: Pelilinan full contour pada gigi premolar pertama rahang atas, molar pertama rahang atas, dan molar pertama rahang bawah. Tinjauan pustaka: Sebelum dan sesaat pelilinan perlu dipahami setiap anatomi pada gigi, baik itu dari aspek bukal, lingual, distal, mesial, maupun oklusal karena setiap gigi memiliki karakteristiknya masing-masing. Perlu juga memperhatikan anatomi fisiologi. Hal-hal yang perlu dipahami dan diperhatikan ini sangat membantu saat pelilinan untuk mencapai hasil yang optimal dari segi estetik juga fungsionalnya. Kesimpulan: Langkahlangkah teknik pelilinan fungsional pada gigi premolar pertama rahang atas, molar pertama rahang atas, dan molar pertama rahang bawah, mula-mula dengan membuat coping, menetukan titik dan tinggi dari puncak cusp, cusp ridge, juga marginal ridge. Setelah itu mengisi kontur bukal dan lingual, mengisi sisi distal dan mesial sekaligus juga menentukan titik kontak dengan gigi yang berdekatan. Dilanjutkan pada pembentukkan aspek oklusal memperhatikan relasi dengan gigi antagonisnya, membuat pergerakan lateral dan protusif untuk menghindari adanya kontak berat. Lakukan pula saat menentukkan titik dan tinggi puncak cusp, cusp ridge, dan marginal ridge.