PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK ZUSANLI (ST36) DAN SANYINJIAO (SP6) SERTA PEMBERIAN DEKOKTA BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill.) PADA DISPEPSIA

Main Author: DIVA PRIMA WARDHANI, 151510413032
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78706/1/FV.TA.PT.31-18%20War%20p%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/78706/2/FV.TA.PT.31-18%20War%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/78706/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Dispepsia merupakan kumpulan keluhan / gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak pada perut bagian atas yang disertai dengan keluhan lain, seperti perasaan panas di dada, daerah jantung (heart burn), regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, mual, dan muntah. Dispepsia bukan merupakan kasus yang mengancam jiwa namun gejala–gejala tersebut terjadi dalam waktu lama. Meskipun demikian, sebagian besar kasus merupakan dyspepsia fungsional dan dispepsia tersebut jarang berakibat fatal sehingga gejala‐gejala dispepsia dapat mengganggu aktifitas sehari‐hari. Penatalaksanaan dispepsia dapat ditangani dengan pengobatan konvensional maupun tradisional. Dalam hal ini, penanganan pengobatan tradisional menggunakan terapi akupunktur dan terapi herbal. Menurut TCM (Traditional Chinese Medicine) dispepsia termasuk dalam kategori Tong Wei Wan (nyeri epigastrium) dan Zhong Pi (sensasi penuh dalam epigastrium). Hal ini dikarenakan serangan dari lambung oleh patogen luar yaitu patogen dingin menyerang lambung dan patogen lembab panas menyerang lambung, pola makan yang tidak teratur, serta depresi emosional. Sedangkan menurut konvensional gejala dispepsia ini disebabkan pola makan yang tidak teratur, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya peningkatan stressor, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong dan mengakibatkan peningkatan produksi HCl.