HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI (ENERGI,PROTEIN,ZAT BESI,ZINC) DAN STIMULASI PSIKOSOSIAL DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA STUNTING DAN NON-STUNTING USIA 36-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILANGAN KABUPATEN NGANJUK

Main Author: HESTY DWI SEPTIAWAHYUNI, 101611223012
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78658/2/FKM%20GZ%2047-18%20SEP%20H%20-%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/78658/3/FKM%20GZ%2047-18%20SEP%20H.pdf
http://repository.unair.ac.id/78658/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dapat mempengaruhi salah satu sektor perkembangan yaitu perkembangan motorik pada balita. Kabupaten Nganjuk memiliki prevalensi stunting sebesar 25,9,%. Asupan zat gizi serta stimulasi psikososial yang kurang dikaitkan dengan perkembangan motorik yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan zat gizi dan stimulasi psikososial pada balita stunting dan non-stunting di wilayah kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain penelitian kasus kontrol. Sampel penelitian ini adalah balita stunting dan non-stunting berusia 36–59 bulan yang diambil dengan cara simple random sampling.Penilaian perkembangan motorik menggunakan instrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan observasi pada balita, asupan zat gizi dengan recall tiga kali secara tidak berurutan, stimulasi psikososial dengan wawancara. Uji statistika menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada balita non-stunting kecukupan energi (p=1,000), kecukupan protein (p=0,200), kecukupan zat besi (p=0,182), pada balita stunting tidak ada hubungan kecukupan energi (p=0,226), kecukupan protein (p=0,411), kecukupan zat besi (p=0,661), stimulasi psikososial (p=0,817), terdapat hubungan kecukupan zinc (p=0,040) pada balita stunting dan terdapat hubungan kecukupan zinc (p=0,031) pada balita non-stunting.Rata-rata skor pencapaian stimulasi psikososial pada balita stunting dan non-stunting lebih tinggi pada kelompok balita non-stunting. Hubungan kecukupan energi, protein, zat besi, dan stimulasi psikososial pada balita non-stunting tidak terdapat hubungan dengan perkembangan motorik. Namun, terdapat hubungan kecukupan zinc dengan perkembangan motorik pada balita stunting dan non-stunting.Rata-rata pencapaian subskala pemberian stimulasi psikososial pada balita stunting sedikit lebih rendah daripada balita non-stunting. Ibu balita sebaiknya meningkatkan makanan sumber zat gizi pada anak serta memberikan stimulasi secara optimal untuk menunjang tumbuh kembang anak.