PENGARUH PERBEDAAN TURBIDITAS TERHADAP KONDISI PEMUTIHAN (BLEACHING) Sargassum sp

Main Author: SITI NOR LELI, 141411131166
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78613/1/PK%20BP.115%2018%20%20Lel%20p-ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/78613/2/PK%20BP.115%2018%20%20Lel%20p-FULLTEXT.pdf
http://repository.unair.ac.id/78613/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang melimpah di perairan Indonesia dan banyak dimanfaatkan dalam bidang industri sebagai penghasil agar-agar, alginat dan karaginan. Produksi rumput laut pada tahun 2009 sebesar 2,7 juta ton, tahun 2010 meningkat menjadi 3,1 juta ton, tahun selanjutnya yaitu 2011 naik menjadi 4,3 ton. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan laut terbesar di dunia pada tahun 2015 (Pandelaki, 2012). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut adalah turbiditas perairan. Turbiditas yang tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya penetrasi cahaya ke dalam air (Effendi, 2003). Hal ini juga menyebabkan rumput laut menjadi stress dan mengakibatkan terjadinya bleaching. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh turbiditas terhadap kondisi bleaching Sargassum sp. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdapat tiga perlakuan dan enam ulangan. Turbiditas yang digunakan yaitu perlakuan A 10 cm, perlakuan B 30 cm, dan perlakuan C 50 cm. Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini yaitu gradasi warna thallus, struktur dan tekstur thallus, bentuk dan ukuran sel dan jumlah kandungan klorofil-a Sargassum sp. Parameter pendukung yang diamati yaitu kualitas air. Hasil analisis varian (ANAVA) menunjukkan bahwa setiap perlakuan turbiditas memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap gradasi warna thallus dan kandungan klorofil-a Sargassum sp. (p<0,05). Nilai gradasi warna terendah pada perlakuan A (38.167%), kemudian perlakuan B (43.937%) dan tertinggi pada pada perlakuan C (45.095%). Kandungan klorofil-a terendah pada perlakuan A (0.02305 μmol), kemudian perlakuan B (0.02823 μmol) dan yang tertinggi pada perlakuan C (0.03280 μmol).