HUBUNGAN KADAR PERIOSTIN SERUM DAN NILAI FEV1 PADA PASIEN ASMA DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Main Author: Ni Made Dwita Yaniswari, 011318096307
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78554/1/PPDS.PKR.%2014-18%20Yan%20h%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/78554/2/PPDS.PKR.%2014-18%20Yan%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/78554/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Asma adalah penyakit heterogen dengan berbagai fenotip. Inflamasi kronik dan remodeling saluran napas adalah gambaran utama dari asma. Walaupun sudah mendapat terapi kortikosteroid inhalasi, pada beberapa pasien tetap terjadi hambatan aliran udara yang merupakan tanda dari remodeling saluran napas. Masih sedikit biomarker yang dapat menggambarkan inflamasi th2/eosinofilik dan remodeling saluran napas pada pasien asma. Periostin, suatu protein matriselular yang diinduksi oleh IL-4, IL-13 dan TGF-β berkontribusi pada penebalan subepitel. Tujuan studi ini adalah memeriksa apakah periostin serum berhubungan dengan penurunan fungsi paru pada pasien asma. Metode Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional di Poli Asma/PPOK RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama 3 bulan. Sampel penelitian sejumlah 40 orang adalah penderita asma yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pemeriksaan spirometri untuk menilai FEV1 dan pemeriksaan darah vena untuk kadar periostin serum dengan metode Sandwich ELISA. Hasil Profil kadar periostin rerata sampel adalah sebesar 94,82±19,21 ng/ml dan median 94,7 ng/ml. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan kadar periostin serum dan nilai FEV1 pada penderita asma memiliki hubungan negatif bermakna (r = - 0,460; p= 0,003). Semakin tinggi kadar periostin serum, maka semakin rendah kadar FEV1. Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar periostin serum dan nilai FEV1 pada penderita asma.