PERBANDINGAN POLA KUMAN DAN KADAR BIOMARKER INFLAMASI PENDERITA SEVERE PNEUMONIA DENGAN PENDERITA NON SEVERE PNEUMONIA

Main Author: Mawardi, 011328096302
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78550/1/PPDS.PKR.%2013-18%20Maw%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/78550/2/PPDS.PKR.%2013-18%20Maw%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/78550/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • 1. Kuman terbanyak pada penderita severe pneumonia adalah Acinetobacter baumanii (42,1%), Klebsiellapneumonia (15,8%), Pseudomonas aeroginosa (10,5%), Enterobacter cloacae (7,9%). 2. Hasil pengukuran kadar CRP dan prokalsitonin penderita severe pneumonia didapatkan rerata kadar CRP sebesar 143,8 mg/L dan rerata kadar prokasitonin sebesar 23,1 ng/ml. 3. Kuman terbanyak pada penderita non severe pneumonia adalah Klebsiellapneumonia (25,58%), Pseudomonas aeroginosa (11,1%), Acinetobacter baumanii (6,2%) dan Escherrichia coli ESBL + (3,7%). 4. Hasil pengukuran kadar CRP dan prokalsitonin penderita non severe pneumonia didapatkan rerata kadar CRP sebesar 75,0 mg/L dan rerata kadar prokasitonin sebesar 8,08 ng/ml. 5. Tidak terdapat perbedaan bermakna pola kuman penderita severe pneumonia dengan penderita non severe pneumonia. 6. Terdapat perbedaan bermakna kadar CRP penderita severe pneumonia dan non severe pneumonia dengan nilai p < 0,05. Kadar CRP penderita severe pneumonia lebih tinggi dibandingkan kadar CRP penderita non severe pneumonia. 7. Terdapat perbedaan bermakna prokalsitonin penderita severe pneumonia dan non severe pneumonia dengan nilai p < 0,05. Kadar prokalsitonin kelompok severe pneumonia lebih tinggi dibandingkan kadar prokalsitonin kelompok non severe pneumonia. 1. Perlu penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar sehingga dapat mengelompokan pola kuman berdasarkan jenis pnemonia (severe CAP dan severe HAP). 2. Antibiotik yang disarankan untuk penderita severe pneumonia pada penelitian ini yang masih mempunyai sensitivitas tinggi adalah Astreonam, Amikasin, Kotrimoxazol, Cefoperazone sulbactam dan Levofloxacin. Antibiotik yang tidak disarankan berdasarkan hasil penelitian ini adalah Ampicilin, Amoxicillinclavulanic acid, Cephazolin, Cefotaxim dan Ceftriaxon. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi tim PPRA RSUD dr. Soetomo dalam penyusunan kebijakan penggunaan antibiotik. 3. Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan bermakna kadar biomarker inflamasi antara severe pneumonia dan non severe pneumonia sehingga mungkin diperlukan penelitian tentang hubungan antiinflamasi terhadap outcome pada penderita severe pneumonia di RSUD dr. Soteomo Surabaya.