UJI SENSITIVITAS BEBERAPA ISOLAT Aeromonas hydrophila TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

Main Author: RISKA PURWANDANI, 141411131108
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78407/1/PK%20BP%20181%2018%20Pur%20u%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/78407/2/PK%20BP%20181%2018%20Pur%20u.pdf
http://repository.unair.ac.id/78407/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Data KKP (2018) menunjukkan bahwa jumlah konsumsi ikan tahun 2017 sebesar 46,49 kg/kapita dengan peningkatan sebesar 1,01% dari tahun 2016 yang memiliki jumlah konsumsi ikan sebesar 43,94 kg/kapita. Kebutuhan ikan dipenuhi melalui produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang tercatat berdasarkan KKP (2018) jumlah produksi ikan nasional tahun 2017 sebesar 23,26 juta ton. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah produksi ikan ialah dengan menerapkan sistem budidaya intensif maupun super intensif yang menggunakan padat tebar dan jumlah pakan tinggi yang beresiko menurunkan kualitas air budidaya karena tingginya buangan metabolit. Kondisi tersebut dapat memicu berbagai macam penyakit baik penyakit infeksius maupun non infeksius (Mariyono dan Sundana, 2002). Motile Aeromononas Septicaemia (MAS) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu Aeromonas hydrophila. Laith dan Najiah (2013) mengemukakan bahwa 73,3% bakteri yang diisolasi dari ikan lele yang sakit adalah Aeromonas hydrophila, 173 ton ikan mas di Jawa Tengah termasuk didalamnya 30 % benih mati disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila (Lukistyowati dan Kurniasih, 2011). Pengobatan ikan yang terinfeksi bakteri biasanya dilakukan dengan cara memberikan bahan kimia atau sejenisnya, seperti antibiotik. Penggunaan antibiotik merupakan faktor penting dalam pengobatan penyakit yang disebabkan infeksi bakteri, khususnya Aeromonas hydrophila. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan efek negatif, yaitu resistensi (Wegener and Frimodt-Moller, 2000). Resistensi yang terjadi pada Aeromonas hydrophila terhadap antibiotik akan mengurangi efisiensi penggunaan antibiotik, sehingga IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA v SKRIPSI UJI SENSITIVITAS RISKA PURWANDANI kematian ikan yang terinfeksi bakteri Aeromons hydrophila akan meningkat. Oleh karena itu, dilakukan uji sensitivitas untuk mengetahui isolat Aeromonas hydrophila yang sensitif terhadap chloramphenicol, ampicillin, ciprofloxacin, tetracycline, trimethoprim, rifampicin, dan cefixime. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah metode penelitian survei, yaitu penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabelvariabel yang diteliti Sangadji dan Sopiah (2010). Hasil uji sensitivitas isolat Aeromonas hydrophila menunjukkan bahwa isolat Aeromonas hydrophila dari Serang sensitif terhadap tetracycline dan resisten terhadap chloramphenicol, ampicillin, ciprofloxacin, trimethoprim, rifampicin, dan cefixime. Isolat Aeromonas hydrophila dari Tanjung Asahan sensitif terhadap tetracycline dan resisten terhadap chloramphenicol, ampicillin, ciprofloxacin, trimethoprim, rifampicin, dan cefixime. Isolat Aeromonas hydrophila dari ATCC sensitif terhadap tetracycline dan resisten terrhadap chloramphenicol, ampicillin, ciprofloxacin, trimethoprim, rifampicin, dan cefixime.