PENGARUH INTENSITAS CAHAYA YANG BERBEDA PADA JUMLAH KANDUNGAN β-KAROTEN Spirulina platensis

Main Author: Joan Reza Brasali, 141211132040
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78404/1/PK%20BP%20179%2018%20Bra%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/78404/2/PK%20BP%20179%2018%20Bra%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/78404/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Spirulina adalah mikroalga hijau biru yang diproduksi secara komersial sebagai bahan pakan ikan, suplemen vitamin, pewarna makanan, akuakultur, farmasi dan nutraceuticals. Alga ini termasuk kelompok dari tanaman tidak berpembuluh yang autotrof dan mampu memanfaatkan energi matahari untuk jumlah terbesar pengumpulan biomassa melalui mekanisme fotosintesis (Dufosse et al, 2005). Produktivitas Spirulina untuk kebutuhan β-karoten di alam adalah 10- 100 ton th-1 dengan harga lebih 750 €Kg-1 (Mendoza et al. 2008). Tahun 2018 nilai pasar β-karoten Spirulina US$ 334 juta dan untuk produksi semua mikroalga memiliki tantangan khususnya pada pemanenan dan ekstraksi (Andreade et al., 2018). Spirulina juga mengakumulasi β-karoten lebih dari 0,8- 1,0 % berat keringnya (Fretes,2012). Karotenoid merupakan pigmen alami dan dikenal secara luas dari warna yang dihasilkan terutama warna kuning, oranye dan merah. Nama “karotenoid” diperoleh dari salah satu tipenya yang terkenal yaitu β-karoten, yang merupakan pigmen yang pertama kali diisolasi dari wortel (Daucus carota) oleh Wackenroder pada tahun 1938 (Gross, 1991). Fretes (2012) mengatakan bahwa karotenoid terdiri dari β-karoten, fuxocanthin, astaxanthin, lutein dan zeaxanthin. β-karoten adalah sumber vitamin A dan berfungsi sebagai antioksidan. Bentuknya β-karoten adalah kristal berwarna merah kecoklatan hingga ungu (Yulianti,2008). Intensitas cahaya dapat mempengaruhi pada fotosintesis adalah proses sintesis molekul organik yang menggunakan energi cahaya matahari. Fotosintesis mikroalga dapat berlangsung apabila tersedia CO2, klorofil dan cahaya (Muhammad dkk, 2013). β- karoten bisa muncul pada kondisi stressor lingkungan (Ben amotz, 2004). Peningkatan intensitas cahaya memiliki peranan penting dalam mengkontrol jumlah kandungan β-karoten dalam mikroalga. β-karoten meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya (Pisal dan Lele, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya yang berbeda dan meningkatkan kandungan β-karoten S. platensis dan mengetahui intensitas cahaya yang mampu menghasilkan β-karoten S. platensis yang paling tinggi. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan intensitas cahaya (2000 lux, 3000 lux, 4000 lux, 5000 lux) dengan ulangan lima kali. Parameter utama dari penelitian ini absorbansi β-karoten S. platensis pada spektofotometer dengan cara menghitung besar konsentrasi sampel. Parameter pendukung kualitas air (pH, salinitas, suhu, DO) yang diamati setiap hari. Parameter pendukung ini ditunjukan untuk mendukung parameter utama sebagai hasil dari penelitian. Pengaruh intensitas cahaya yang berbeda pada jumlah kandungan β-Karoten Spirulina platensis dianalisis menggunakan analisis of varian (ANOVA) dan Uji Duncan.