TERAPI AKUPUNKTUR PADA NYERI LUTUT (SINDROMA BI) DENGAN TITIK DUBI, ZUSANLI, YINLINGQUAN, YANGLINGQUAN SERTA PEMBERIAN HERBAL KUNYIT (Curcuma domestica)

Main Author: NUGRAH NUR ALIFAH, 151510413002
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78386/1/FV.TA.PT.%2022%20-18%20Ali%20t%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/78386/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial, yang menyakitkan tubuh serta diungkapkan oleh individu yang mengalaminya. Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan – bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk, 2009). Secara teori akupunktur, rheumatoid arthritis di kenal sebagai “Pi Jen” atau “sindroma tertutup” akibat terjadinya hambatan aliran Qi Sie karena serangan angin, dingin dan lembab pada meridian dan cabang-cabang yang mengalami kelemahan Qi. Berdasarkan analisa secara tradisional yang telah dilakukan, dapat disimpulakn bahwa pasien mengalami sindrom Bi yang disebabkan oleh angin dingin dan lembab. Perawatan yang diakukan merupakan kombinasi terapi akupunktur dan herbal. Terapi akupunktur dilakukan pada titik Dubi (ST35), Zusanli (ST36), Yanglingquan(GB34) dan Yinlingquan (SP9) diberikan selama 28 hari yang terdiri dari 4 tahap dengan interval terapi sebanyak 3 kali dalam 7 hari. Terap herbal yang diberikan berupa dekokta kunyit (Curcuma domestica) yang diberikan setiap hari selama 28 hari. Kombinasi terapi akupunkutur pada titik Dubi (ST35), Zusanli (ST36), Yanglingquan(GB34) dan Yinlingquan (SP9) dan terapi herbal dekokta kunyit (Curcuma domestica) dapat mengurangi skala nyeri lutut. Skala nyeri lutut turun dari 6 menjadi 3 dan keluhan lainnya hilang setelah 28 hari perawatan.