PENGARUH 2,4-DICHLOROPHENOXYACETIC ACID (2,4-D) TERHADAP INDUKSI KALUS DAN PROFIL METABOLIT SEKUNDER KULTUR KALUS SIRIH HITAM (Piper betle L. var. Nigra)

Main Author: ANIS MAHMUDA, 081411431010
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/78158/1/KKC%20KK%20MPB.34-18%20Mah%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/78158/2/KKC%20KK%20MPB.34-18%20Mah%20p%20SKRIPSI.pdf
http://repository.unair.ac.id/78158/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Sirih Hitam (Piper betle L. var. Nigra) merupakan tanaman hias yang juga berpotensi sebagai sumber bahan obat-obatan. Sirih hitam dapat dijadikan alternatif sebagai antiseptik yang aman. Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun karena pada daun sirih hitam mengandung minyak atsiri, flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid, dan saponin. Kultur in vitro dapat digunakan untuk memproduksi metabolit sekunder dengan penggunaan media kultur dan pemberian zat pengatur tumbuh yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap waktu induksi, persentase, berat basah, berat kering, morfologi, dan profil metabolit sekunder kalus sirih hitam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan konsentrasi dan setiap perlakuan diulang 12 kali. Media yang digunakan adalah media MS yang ditambahkan beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D (0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mg/L). Setelah diperoleh kalus, dilanjutkan dengan analisis kandungan senyawa menggunakan skrining fitokimia. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari deskripsi morfologi kalus dan hasil analisis kandungan metabolit sekunder. Data kuantitatif didapatkan dari waktu induksi, persentase, berat basah dan berat kering kalus selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney dengan nilai signifikasi (α=0,05). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perlakuan 2,4-D 2,5 mg/L mampu menginduksi kalus lebih cepat dari perlakuan yang lain dengan rerata waktu induksi kalus 14,83 ± 1,9462 hari setelah tanam. Perlakuan 2,4-D 1,5 mg/L menghasilkan rerata berat basah dan berat kering kalus paling tinggi yaitu 0,8951 gram dan 0,0470 gram. Morfologi kalus dengan tekstur remah dan berwarna putih kekuningan dihasilkan pada perlakuan 2,4-D 1,5 mg/L. Hasil perlakuan konsentrasi 2,4-D 1,5 mg/L terhadap profil metabolit sekunder yang dianalisis dengan skrining fitokimia mengandung senyawa flavonoid dan pada konsentrasi 2,4-D (0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mg/L) mengandung senyawa terpenoid.