HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK URINE DENGAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA MODEL MENCIT (Mus musculus) INDUKSI STREPTOZOTOCIN (STZ)
Main Author: | Ervina Dyah Pitaloka, 011511133191 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/78088/1/Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/78088/2/FK%20PD%20132%2018.pdf http://repository.unair.ac.id/78088/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Diabetes nefropati adalah suatu kondisi kerusakan ginjal atau menurunnya estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR) kurang dari 60 ml/min/1.73 m2 yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Kerusakan ginjal (kidney damage) yang dimaksud yaitu kelainan di bidang patologi , darah, urine atau imaging test. Diabetes nefropati didiagnosis secara akurat dengan menggunakan tindakan invasif yaitu biopsi ginjal, namun tindakan ini jarang dilakukan. Oleh karena itu diagnosis nefropati diabetik tetap terutama didasarkan pada peningkatan albuminuria yang biasanya dikaitkan dengan retinopati yang sudah ada sebelumnya dan penurunan GFR. Penelitian ini menggunakan sampel mencit sebanyak 23 ekor. Mencit dibuat diabetes dengan penyuntikan Streptozotocin (STZ) 40mg/kgBB secara intraperitoneal selama 5 hari berturut-turut, kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa dan protein urine pada hari ke 17 sejak hari pertama induksi. Pengukuran kadar glukosa dan protein urine dilakukan dengan metode carik celup (dipstick). Pada hari yang sama, ginjal mencit diambil untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Pada pengukuran kadar proteinuria pada 23 ekor mencit, sebanyak 16.7% sampel menunjukkan kadar protein urine negatif atau normal. Sebanyak 58.3% menujukkan kadar protein 30 mg/100mL urine atau positif 1. Sebanyak 20.8% menunjukkan kadar protein 100mg/100mL urine atau positif 2. Sebanyak 4.2% menunjukkan kadar protein 300 mg/100 mL urine atau positif 3. Sedangkan pada pengukuran kadar glukosa urine, didapatkan hasil yang sama pada sample yaitu sebesar 2000mg/100mL urine atau positif 4. Hasil pemeriksaan histopatologi dalam penelitian ini menunjukkan semua tikus mengalami diabetes nefropati grade 2. Pada pemeriksaaan dibawah mikroskop, ditemukan penebalan pada basal membran glomerulus. Diabetes nefropati grade 2 menunjukkan hasil pemeriksaan proteinuria yang bervariasi. Sebagian besar berada di +1, sisanya tersebar di grade yang lain. Seluruhnya mengalami glukosuria +4. Ini menunjukkan kerusakan pada ginjal tikus diabetes dimulai dari glukosuria yang berlanjut ke proteinuria. Proteinuria pada mencit diabetes nefropati ditemukan pada hari ke 17 sejak diinduksi dengan STZ dosis rendah berulang (40 mg/kgBB selama 5 hari). Hubungan antara karakteristik urine dengan gambaran histopatologi ginjal mencit pada penelitian ini tidak dapat dianalisis karena pemeriksaan glukosa urine dan gambaran histopatologi ginjal tidak menunjukkan adanya variasi.