DIKOTOMI IDENTITAS PEREMPUAN DALAM SINEMA INDOSIAR (STUDI SEMIOTIK DALAM SINEMA INDOSIAR BERJUDUL "APA SALAH MENCINTAI SUAMI ORANG" DAN "BOS SUAMIKU ORANG KETIGA")
Main Author: | Alif Wahyu Fidyati, 071411533011 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/77754/1/ABSTRAK_Fis.K.88%2018%20Fid%20d.pdf http://repository.unair.ac.id/77754/2/FULLTEXT_Fis.K.88%2018%20Fid%20d.pdf http://repository.unair.ac.id/77754/3/JURNAL_Fis.K.88%2018%20Fid%20d.pdf http://repository.unair.ac.id/77754/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berfokus pada Dikotomi Identitas Perempuan Dalam Sinema Indosiar (Studi Semiotik Dalam Sinema Indosiar Berjudul “Apa Salah Mencintai Suami Orang “ Dan “Bos Suamiku Orang Ketiga”). Signifikansi pada penelitian ini terletak pada dikotomi identitas perempuan yang digambarkan oleh tokoh-tokoh perempuannya dalam FTV tersebut. FTV Sinema Indosiar memiliki kencederungan untuk menggolongkan identitas perempuan ke dalam dua identitas yakni antagonis dan protagonis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotika John Fiske yang menjelaskan kode yang ditampilkan di televisi melalui tiga level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat generelisasi dalam menggambarkan identitas perempuan. Perempuan dinilai sebatas dua identitas yakni antagonis dan protagonis . Dimana dalam kedua FTV tersebut menggambarkan perempuan yang memiliki identitas antagonis sebagai perempuan mandiri namun penggoda, agresif, egois dan mendominasi laki-laki. Sedangkan perempuan beridentitas protagonis memiliki reprsentasi sebagai perempuan muslimah. Mereka sangat dekat dengan simbol perempuan muslimah yang mencakup kesucian kesabaran, lemah lembut, dan keikhlasan. Mereka dilekatkan dengan ranah domestik yang membuat mereka mudah direndahkan dan ditindas. Dengan karakter itu pulahlah, mereka dengan mudahnya menerima kembali suami yang telah meencederai kesetiannya dan tidak mengakui eksistensinya .