MAKNA KEKERASAN DALAM KUMPULAN CERPEN SAYA TIDAK BOLEH BERBICARA SEJAK BAYI DEMI KEBAIKAN-KEBAIKAN KARYA EDI AH IYUBENU

Main Author: RAUDHA FORTUNELLA, 121411131081
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76789/1/FS%20BI%20101%2018%20For%20m%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/76789/2/FS%20BI%20101%2018%20For%20m.pdf
http://repository.unair.ac.id/76789/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian dengan judul “Makna Kekerasan dalam Kumpulan Cerpen STBBSBDK karya Edi AH Iyubenu” ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur naratif dan makna kekerasan pada enam cerpen di dalam kumcer STBBSBDK. Keenam cerpen tersebut adalah “Columbarium”, “Menanam Khuldi di Bumi”, “Bayi-Bayi Beterbangan”, “Josephira”, “Kekasih, Nyalakan Perapian” dan “Menari Bersama Wali” yang memiliki makna tersirat dan mengganjal untuk dianalisa. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan memanfaatkan teori naratif Algirdas Greimas, yang terdiri dari tiga bagian. Yaitu analisis aktansial, analisis fungsional, dan isotopi. Analisis aktansial terbagi menjadi enam aktan yang terdiri dari subjek, objek, pengirim, penerima, pendukung, dan penghambat yang dilengkapi dengan kontrak yang mengikat antara pengirim dan subjek juga anti-subjek. Analisis fungsional berfokus pada alur di dalam cerita. Pada analisis struktur naratif ini peneliti menemukan jenis kekerasan dalam STBBSBDK adalah kekerasan langsung yang berupa pembunuhan dan pemerkosaan. Isotopi merupakan pemaknaan cerita setelah analisis aktansial dan fungsional yang berarti pemaknaan cerita. Berdasarkan tahap analisis, makna kekerasan dalam enam cerpen di STBBSBDK ada 3 makna, yaitu makna rasisme, makna bias idiologi patriarkhi dan sindrom misoginis, serta makna penghinaan perempuan. STBBSBDK hadir dalam genre sastra feminisme yang menonjolkan seksualitas dengan pemikiran konservatif terhadap kedudukan perempuan masih melekat kuat pada kehidupan bermasyarakat.